Menantu Dewa Obat -
Bab 888
Bab 888
Reva mengangkat kepalanya lalu sambil tersenyum berkata, "Sepertinya kakek ini telah berniat untuk membunuh aku?"
"Kebetulan, aku juga tidak ingin kau hidup."
"Kalau memang seperti itu maka mari kita melakukan pertarungan hidup dan mati dulu!"
Aciel melirik Reva: "Dasar bocah idiot, kau itu cari mati namanya!"
"Hari ini, aku akan mengirimmu ke neraka!"
Sambil berbicara, tiba tiba tampak kepulan asap yang muncul dari tubuh Aciel.
Di tengah kepulan asap yang tebal itu tiba-tiba seekor kadal yang besar melompat keluar dan langsung menerjang ke arah Reva.
Saat kadal itu hampir mencapai Reva, tiba tiba dia membuka mulutnya dan menyemburkan seteguk cairan hijau ke arah Reva.
Ekspresi Desmond sangat antusias sekali. Dia sudah pernah melihat dengan mata kepalanya sendiri kalau cairan yang disemburkan oleh kadal tersebut mengenai seseorang maka orang itu akan meleleh secara hidup
- hidup.
Kalau Reva tersembur dengan cairan hijau ini maka dia pasti akan mati!
Pada saat ini, Reva juga bergerak.
Dengan santai dia meraih meja yang ada di sampingnya untuk menangkis semua cairan hijau yang disemburkan si kadal itu.
Bersamaan dengan itu, dia langsung mengulurkan tangannya untuk meraih kadal itu dan meremasnya dengan santai hingga kadal itu menjadi mati dan hancur.
Semua orang tercengang. Seluruh tubuh kadal ini penuh dengan racun tetapi Reva malah sama sekali tidak
takut?
Aciel mengernyitkan keningnya lalu dengan suara yang dalam dia berkata, "Anak muda, kau cukup hebat juga. Pantas saja kau berani bersikap sombong!"
"Hmm, karena kau memang hendak cari mati maka aku akan memenuhi keinginanmu."
Setelah Aciel selesai berbicara dia langsung mengulurkan tangannya dan mengambil seekor ular hitam kecil dari balik pakaiannya.
Dia memasukkan ular itu ke dalam mulutnya dan mengunyahnya menjadi beberapa bagian.
Setelah itu dia memuntahkan semua daging dan darahnya lalu mengeluarkan sebuah botol porselen dari balik tubuhnya dan menaburkan bubuk di dalamnya ke atas muntahannya tadi. Tidak lama kemudian, seluruh tubuh Aciel tampak bergetar.
Dengan segera, tiga tikus kecil melompat turun dari dahinya dan mulai melahap daging dan darah si ular kecil yang dimuntahkan oleh Aciel ke atas lantai tadi.
Ketiga tikus ini besarnya hanya seukuran bola ping pong dan sama sekali tidak terlihat mencolok.
Namun, setelah mereka menghabiskan daging dan darah ular itu lalu tubuh mereka mulai membesar secara perlahan.
Pada akhirnya, ketiga tikus itu semuanya membengkak sebesar bola basket. Tubuh mereka membulat seolah-olah bisa meledak kapan saja.
Reva mengernyit sedikit lalu tiba
tiba berbalik dan berlari ke jendela.
"Jangan sampai dia kabur!" seru Desmond
Beberapa pria bergegas untuk menghalanginya tetapi mereka semua langsung dirobohkan oleh Reva.
Reva juga tidak kabur. Dia hanya merobek semua kain gorden dan menutupi Nara, Axel dan Alina dengan kain gorden itu.
Aciel mendengus dingin: "Kenapa? Kau masih ingin melindungi mereka?"
"Hmm, lebih baik kau pikirkan dulu cara untuk menyelamatkan nyawamu sendiri!"
"Ketiga hama sihirku sedang mengincarmu sekarang."
"Meski kau kabur ke ujung bumi sekalipun, mereka juga tetap bisa menemukanmu!"
Reva tersenyum datar: "Hanya sekumpulan hama sihir saja, tidak ada yang perlu dikhawatirkan."
"Aku hanya tidak ingin orang yang tak bersalah terkena getahnya!"
Wajah Aciel menjadi dingin: "Benar-benar bocah yang sombong!" "Karena kau benar
benar sudah bosan hidup, maka aku akan membantumu!"
Setelah mengatakan itu lalu Aciel melambaikan tangannya dan salah satu tikus itu langsung berlari ke arah
Reva.
Mata Desmond berkilau, "Master Aciel, apa hama sihir ini sangat hebat?"
Master Aciel mencibir, "Kehebatannya biasa saja namun racunnya sangat kuat!”
"Hama itu akan berlari dan meledak kalau disentuh oleh lawannya. Darah dan daging dari hasil ledakan itu sangat beracun. Dan orang yang menyentuhnya pasti akan mati.
"Ngomong-ngomong, kau beritahukan kepada anak buahmu untuk menyingkir, kalau tidak begitu mereka mengenai sedikit saja daging dan darahnya pasti akan mati!"
Dengna cepat Desmond melambaikan tangannya dan semua orang-orang di keluarga Permana langsung menjauh tanpa dia perlu mengatakan apa-apa. Mereka memandangi ketiga tikus itu seolah-olah mereka adalah dewa wabah.
Anthony: "Pantas saja Reva menutupi mereka denga kain gorden, ternyata untuk mencegah mereka terkena dengan darah dan daging ini."
"Tetapi, bagaimana kalau Reva juga menutupi dirinya dengan kain gorden?"
Master Aciel mendengus dingin: "Tidak ada gunanya!"
"Hama sihir hanya mengincarnya dan hanya akan meledak kalau mengenainya."
"Sekalipun dia menutupi dirinya dengan kain gorden, hama sihir itu juga tetap akan merobek kain gordennya dan menyerang dirinya."
If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report