Bab 927

Hana tampak tak berday, "Ma..."

Axel langsung meraung, "Hana, kalau kau masih berbicara dengannya lagi, kau juga ikut keluar bersama. dengannya sajal"

"Hiro, kalau kau ingin membantunya, kau juga ikut keluar saja!”

"Aku akan mencari orang lain untuk menjabat sebagai manajer umum di perusahaan konstruksi itu!"

Begitu mendengar ucapannya ini, Hiro dan Hana langsung masuk ke dalam rumah dengan patuh. Mereka sama sekali tidak berani tinggal lebih lama di luar lagi. Saat ketiga orang dari keluarga Spencer hendak masuk ke dalam rumah untuk merusuh, para satpam yang ada di luar langsung mengusir mereka semua. Sedangkan Alina, saat hendak masuk ke dalam rumah, dia melihat Axel yang bergegas keluar dengan pisau dapur di tangannya.

Alina berteriak ketakutan. Dia langsung berbalik lalu lari dari sana dan tidak berani pulang lagi.

Dengan air mata yang menggenang. Alina berdiri di depan kompleks villa Rose Garden dengan tanpa suara.

Dia tidak pernah menyangka bahwa hal hal ini akan menjadi seperti sekarang ini.

Adik kandungnya sendiri ingin menuntutnya, suaminya tidak mengijinkan dia masuk ke dalam rumah dan putri bungsunya juga tidak berani membantunya. Pada saat ini, dia benar-benar merasa sangat tak berdaya!

Setelah berdiri dalam diam untuk waktu yang cukup lama lalu Alina pergi dari depan halaman villanya.

Sekarang dia tak punya pilihan lain selain pergi mencari Nara.

Saat dia tiba di perusahaan, tampak Reva yang sedang duduk di dalam kantor Nara.

Nara sedang sibuk menandatangani beberapa dokumen. Dan ketika dia melihat Alina masuk dengan matanya yang memerah, ekspresi Nara langsung mengenh. "Ma, kalau kau datang untuk meminta aku membantumu mencarikan pengacara untuk Jayden, maka lebih baik kau tak usah mengatakannya lagi!"

"Aku sudah bilang, aku tidak akan pernah menyetujuinya!"

Nara langsung berkata dengan tegas.

Alina menghela nafas. Lalu dengan suara kecil berkata, "Nara, aku tidak meminta kau untuk membantuku mencari pengacara bagi Jayden."

"Jus.... justru aku ingin memintamu mencarikan pengacara untukku."

Reva terkejut: "Ma, untuk apa kau mencari pengacara?"

"Ada masalah apa?"

Lalu Alina mencerikata semua masalah di rumah tadi dengan tak berdaya.

Reva dan Nara terdiam setelah mendengarkan ceritanya.

"Ma, mengapa masalahnya bisa menjadi seperti ini?"

"Sebenarnya ada apa dengan masalah uang itu?"

Reva tak bisa menahan dirinya untuk bertanya.

Alina menghela nafas. Situasinya sudah menjadi seperti ini, dan dia tidak bisa merahasiakan apapun lagi sehingga mau tak mau dia hanya bisa menceritakan semua ceritanya. "Tunggu sebentar, nama pacar Vivi yang barusan kau katakan itu Peter?"

Tiba tiba Reva bertanya..

Alina mengangguk: "Iya, kenapa?"

Reva dan Nara saling menatap. Dan mereka berdua sama-sama terpikir dengan tunangannya Apple.

Pada waktu itu tunangannya juga bernama Peter.

Apa jangan jangan ini adalah orang yang sama?

Alina menghela nafas lalu berkata, “Nara, aku benar benar merasa menyesal sekali sekarang karena tidak mendengarkan ucapanmu pada waktu itu.”

"Aku benar-benar tidak menyangka, bagaimana Vivi bisa berbohong seperti ini?"

"Pada waktu itu, aku pikir dia adalah keponakan aku sendiri sehingga aku tidak meminta surat perjanjian hutang darinya."

"Tetapi aku tak menyangka dia... dia akan memperlakukan aku seperti ini sekarang."

"Aihh, kenapa dia bisa menjadi orang seperti itu?”

Dengan marah Nara berkata, "Ma, kami sudah menasehatimu lebih dari sekali tetapi kau selalu tidak mau dengar!"

"Sekarang kau baru merasa menyesal?"

"Kalau sebelumnya kau mau mendengar nasehatku dan menyuruh mereka untuk mengawasi Jayden sejak awal maka tidak akan terjadi banyak masalah seperti ini!"

Alina menutupi wajahnya lalu menangis, "Nara, apa yang harus aku lakukan kali ini?"

"Tante ketiga dan yang lainnya sudah menggugat aku ke pengadilan. Apa... apa masalah aku ini akan menjadi

besar?"

Reva menggelengkan kepalanya, "Ma, ini bukan masalah besar."

"Memang benar kau yang memberikan uang itu kepada mereka, tetapi bagaimana cara mereka menggunakan dan membelanjakan uangnya itu benar-benar di luar kendalimu." "Mereka semua sudah berusia 18 tahun ke atas. Mereka sudah bukan anak seperti apa yang harus kau tanggung?"

Mata Alina langsung membelalak dengan lebar, "Benarkah?"

anak lagi, jadi tanggung jawab

Reva tersenyum

senyum. "Tentu saja itu benar."

"Namun akan lebih baik lagi kalau bisa dibuktikan bahwa mereka yang meminjam uangnya dari kau."

Alina tampak malu, "Aku.. aku tidak punya surat hutangnya. Jadi bagaimana cara aku membuktikan bahwa uang itu memang dipinjamkan kepada mereka?"

Reva berkata, "Terkadang, kita tidak perlu menggunakan surat hutang untuk membuktikannnya. Gunakan saja fakta pemindahbukuan serta kesaksian beberapa orang saksi sebagai buktinya." "Kalau bisa menemukan si Peter itu maka masalahnya akan menjadi jauh lebih mudah!"

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report