Bab 390 Mereka Lagi Mereka Lagi

Api cerutu itu seolah–olah memanggang lidahnya, asap cerutu mengepul keluar dari celah–celah mulutnya!

“Hhmmmphh… hhmmmphh!”

Charlie menggelengkan kepalanya dengan keras.

Karena mulutnya sedang ditekan oleh Ardika, dia hanya bisa mengeluarkan suara menyedihkan.

Saking kesakitannya, wajah Charlie terlihat pucat pasi.

Pupil matanya tampak mengecil berukuran seperti Jarum, matanya tampak memerah, dia menatap Ardika dengan tatapan ketakutan dan dengan sorot mata seolah–olah sedang memohon pengampunan Ardika.

Namun, Ardika tetap tidak peduli.

Selain Geri dan lima orang lainnya, orang–orang lainnya di dalam ruangan ini menyaksikan

pemandangan ini dengan tatapan terkejut.

Mereka takut setengah mati, aura dingin menjalar di seluruh tubuh mereka.

Bahkan Vania juga ketakutan melihat kekejaman Ardika saat ini!

Hingga api cerutu itu sudah mati dimatikan di dalam mulut Charlie, Ardika baru melepaskan pria itu.

Charlie langsung terjatuh lemas ke lantai. Dia memegang lehernya dan bernapas dengan susah payah.

Ardika tidak memedulikan pria itu. Dia mengeluarkan ponselnya yang bergetar dan melirik layar

ponselnya. Panggilan telepon dari Jesika.

“Pak Ardika, Gedung Ansa adalah proyek properti yang diinvestasikan oleh Pak Henry.”

“Dengan kata lain, Gedung Ansa adalah aset milik Bapak. Selain itu, sebagian besar dari proyek besar yang dipegang oleh Starindo di Kota Banyuli adalah aset milik Bapak.”

Ardika sedikit tertegun.

Ternyata Charlie menggunakan aset milik Ardika sendiri untuk menindas Luna.

“Pak Ardika, apa yang harus aku lakukan selanjutnya? Aku bisa meminta Hartono Theofilus, presdir

Starindo untuk menemul Bapak.”

Ardika adalah klien besar Starindo.

Karena mendapatkan begitu banyak proyek besar di bawah namanya, Starindo baru bisa berkembang

sebesar ini.

+15

Andika melink Charlie.

Karena jarak mereka sangat dekat, pria itu juga mendengar ucapan Jesika dengan sangat jelas. Seketika itu pula, perasaannya langsung bergejolak.

Dia menatap Ardika dengan tatapan tidak percaya.

Ternyata Gedung Ansa adalah milik pemuda di hadapannya ini!

Sebenarnya siapa pemuda in17!

Ardika menggelengkan kepalanya dan berkata, “Nggak perlu, punya bawahan seperti Charlie, aku yakin Hartono juga bukan orang yang bisa diandalkan. Kamu carikan perusahaan properti lain, semua proyek termasuk Gedung Ansa serahkan saja pada perusahaan properti lain.”

Begitu mendengar ucapan Ardika, ekspresi ketakutan langsung terpampang jelas di wajah Charlie.

Dengan kepribadian kejam dan berhati dingin Hartono, kalau sampai bosnya itu tahu dia yang telah menyebabkan kerugian sebesar ini pada perusahaan, bosnya pasti tidak akan melepaskannya begitu

Saja!

Sekujur tubuh Charlie langsung gemetaran, seakan–akan dia sudah tidak bisa mengendalikan tubuhnya sendiri lagi.

“Tuan Ardika, aku mohon jangan melakukan hal itu. Apa pun yang Tuan instruksikan, aku bersedia untuk melakukannya!”

Dia langsung berlutut di hadapan Ardika dan memulai memohon pemuda itu.

Tidak ada perubahan pada ekspresi Ardika.

Mungkin sekarang Charlie tampak sangat menyedihkan, tetapi sebelumnya dia sangat mengesalkan.

Kalau bukan karena Ardika tiba tepat waktu, mungkin Vania sudah dilecehkan, mungkin pula selanjutnya wanita itu akan bunuh diri!

“Beri tahu aku, siapa yang menginstruksikanmu untuk mengincar perusahaan istriku?” tanya Ardika dengan acuh tak acuh.

Charlie tidak berani berbohong atau tidak menjawab pertanyaan Ardika, dia langsung berkata dengan jujur, “Tiga keluarga besar. Mereka mengatakan mereka ingin menghancurkan perusahaan istrimu!”

“Hah, tiga keluarga besar, ya. Mereka lagi, mereka lagi.”

Ardika mendengus.

Mereka benar–benar sekelompok orang yang selalu menindas yang lemah dan takut pada yang kuat. Baru saja dipermalukan oleh Grup Bintang Darma, mereka langsung melampiaskan kekesalan dan amarah mereka pada Luna dan Grup Perfe.

+15 BONUS

Intinya, semua ini karena dirinya. Kalau bukan karena dia, Luna tidak akan ditargetkan.

Slapa suruh dia adalah sahabat Delvin.

“Kamu sama sekali nggak takut berkhianat pada tiga keluarga besar, apa kamu nggak takut mereka membalas dendam padamu?”

Ardika menatap lawan bicaranya dengan tatapan mempermainkan.

Charlie berkata dengan gigi terkatup, “Aku takut, tapi aku lebih takut pada Tuan Ardika. Kelak, aku akan

menjadi anjing Tuan. Apa pun yang Tuan katakan, akan kulakukan. Aku hanya berharap Tuan Ardika menyelamatkan nyawaku!”

+15 BONUS

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report