Menantu Pahlawan Negara by Sarjana -
Bab 587
Bab 587 Menemui Liander
“Eh… inl….
Mendengar ucapan adik sepupunya itu, bulir–bulir keringat dingin langsung bercucuran di sekujur tubuh
Thomas.
Untung saja. Tina adalah sahabat Luna, jadi atasannya tidak akan mempermasalahkan ucapan adik
sepupunya itu.
Namun, hanya karena beberapa patah kata lancang yang diucapkan oleh: Tina barusan, mungkin dia harus menjaga jarak aman dengan adik sepupunya itu.
tidak senang.
“Kenapa? Ada masalah?” kata Tina dengan tidak
Thomas berkata, “Aku nggak bisa memengaruhi apa yang ingin dilakukan oleh Tuan Dewa Perang. Aku juga nggak berani melakukannya. Jadi, aku nggak bisa membantumu.”
Tak lama kemudian, Luna menerima panggilan telepon dari Tina. Tina menyampaikan maksud Thomas.
kepada sahabatnya itu.
Hati Luna sedikit diliputi keputusasaan.
Tidak tega melihat sahabatnya terjebak dalam posisi sulit dan berbahaya seperti itu, Tina membantu Luna memikirkan solusi. “Sekarang, satu–satunya cara adalah memikirkan cara agar Ardika bisa
berpartisipasi dalam acara peresmian jabatan Thomas besok.”
“Sebisa mungkin kamu memberinya kesempatan untuk bertemu Tuan Dewa Perang dan memohon pengampunan dari Tuan Dewa Perang.”
“Di hadapan begitu banyak orang, tokoh hebat seperti Tuan Dewa Perang pasti nggak akan
mempermasalahkan tindakan Ardika lagi.”
“Bahkan Tuan Dewa Perang harus mengucapkan kata–kata yang berwibawa dan bijaksana. Dengan
begitu, tiga keluarga besar nggak akan berani membalaskan dendam mereka kepada Ardika lagi.‘
Setelah mendengar ucapan sahabatnya, Luna kembali mendapatkan secercah harapan.
Namun, masalahnya sekarang adalah bagaimana caranya Ardika bisa menghadiri acara peresmian
jabatan besok.
Luna hanya mendengar rumor yang beredar bahwa kuota yang terbuka untuk umum dalam acara kali ini sangatlah terbatas.
Selain itu, dia juga tidak punya relasi untuk mendapatkan tiket masuk.
Tina berkata, “Aku tahu ada anggota satu keluarga kaya telah berhasil membeli satu tiket. Luna, kamu boleh menemuinya dan tanyakan padanya.”
Luna buru–buru bertanya, “Slapa?”
“Liander, anggota Keluarga Septio Provinsi Aste. Belakangan ini, dia berada di Kota Banyuli. Aku akan memberimu nomornya.”
Akhir–akhir ini, Tina sering berinteraksi dengan Liander.
Setelah Billy melarikan diri dari Kota Banyuli, Showroom Mobil Neptus di bawah nama pria itu langsung diambil alih oleh Grup Lautan Berlian.
Keluarga Septio Provinsi Aste adalah distributor mobil terbesar di beberapa provinsi di sekitar Kota
Banyuli.
Kalau Showroom Mobil Neptus ingin melanjutkan bisnis penjualan mobil, tentu saja membutuhkan persetujuan dari Keluarga Septio, bahkan juga harus membagikan sedikit keuntungan kepada mereka. Tina sudah bertemu dengan Liander sebanyak dua kali dan sudah mencapai kesepakatan bersama.
“Nggak perlu, terima kasih. Aku mengenal Liander, aku bisa menghubunginya.
Luna menghela napas lega.
Sebelumnya, tanpa sengaja Ardika telah menyelamatkan Rachel, Nona Keluarga Septio sekaligus adik
Liander.
Untuk membalas budi Ardika, Liander bahkan membantu Keluarga Basagita menyelesaikan masalah dengan Keluarga Buana.
Luna langsung menghubungi Liander.
Mendengar Luna ingin membantu Ardika menyelesaikan masalahnya, Liander tertawa.
Walaupun belakangan ini dia tidak berinteraksi dengan Ardika, tetapi dia juga banyak mendengar tentang hal–hal yang telah dilakukan oleh pria itu.
Kali ini, akhirnya tiba saatnya Ardika untuk memohon bantuannya.
‘Huh! Lihat saja bagaimana aku mempermalukan idiot itu nanti!”
Sebelumnya, Ardika sudah menyinggungnya saat berada di Showroom Mobil Neptus.
Setelahnya, Jesika tidak memedulikannya lagi karena Ardika ketika mereka berada di Kompleks Vila Cempaka nomor sembilan.
Hingga sekarang, dia masih memendam kebencian yang mendalam pada Ardika!
“Bu Luna, kamu bawa Ardika bersamamu, lalu kita janjian di suatu tempat untuk membicarakan hal ini.”
Luna mengira Liander bersedia untuk membantunya dan beranggapan pria itu mudah diajak mengobrol, jadi dia pun menyetujui permintaan Liander dengan senang.
Pada akhimya, mereka janjian di sebuah restoran pada pukul tiga sore.
Sekitar pukul setengah tiga sore, Luna sudah membawa Ardika ke restoran tersebut.
“Sayang, untuk apa kita datang ke sini?”
Ardika tidak mengerti maksud istrinya membawanya ke sini.
Sejak meninggalkan Vila Pelarum hingga sekarang, wajah cantik Luna terlihat sedingin es.
Dia sama sekali tidak tahu bahwa diam–diam Luna telah memikirkan banyak cara untuk menyelesaikan
masalahnya.
Selain memohon bantuan pada Thomas, sekarang Luna memohon bantuan pada Liander.
Luna berkata dengan kesal, “Apa kamu masih mengingat Tuan Muda Liander? Aku meminta bantuannya untuk menyelesaikan masalahmu.”
Kali ini, dia benar–benar marah pada Ardika. Namun, dia juga tidak bisa melihat dengan mata kepalanya sendiri tiga keluarga besar membalaskan dendam mereka pada Ardika dan mempermalukannya.
Terlebih lagi dia juga tahu bahwa Ardika menargetkan tiga keluarga besar demi menuntut keadilan atas
kematian Delvin.
Tepat pada saat ini, Liander sudah tiba di lokasi.
Dia berjalan menghampiri Luna dan Ardika, duduk di seberang mereka berdua, lalu menatap Ardika dengan tatapan mempermainkan.
“Ardika, sudah kubilang suatu hari nanti kamu pasti akan memohon bantuanku!”
If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report