Bab 17 Menyaksikan Seluruh Kejadian

Di dalam ruangan, Bella mendorong Kayla yang berada di sampingnya sambil berkata, “Lihat apa? Fokus sekali, kupanggil pun nggak jawab.”

Kayla agak pusing, dia menggelengkan kepalanya sambil berkata, “Sepertinya aku melihat Theo….”

“Apa?” Bella tidak percaya, dia melihat ke arah pintu dan tidak ada seorang pun di luar sana. “Kurasa kamu berhalusinasi karena kebanyakan minum. Sekalipun Theo datang, dia nggak mungkin berada di

lantai ini. 2

Dia menunjuk ke atas sambil berkata, “Para tuan muda dan Investor berada di lantai paling atas!”

Kayla juga merasa dia salah lihat. Dia menarik pandangannya, lalu melihat sebaris pria yang berdiri di depannya sambil bertanya, “Kamu yang panggil?”

Ya. Kusuruh datang untuk menuangkan bir. Lagian aku sudah pesan bir, sekalian biarkan mereka mendapatkan tip deh.”

Bella memesan para pelayan ini ketika memesan ruangan pagi ini. Saat itu, dia memesan tempat ini untuk merayakan Kayla kembali menyandang status lajang, tapi sekarang… Kayla belum bercerai. Jadi, mereka hanya boleh melihat dan tidak boleh menyentuh.

Kayla tidak terlalu tertarik pada tempat seperti ini dan juga tidak suka minum bir. Namun, karena Bella mengatakan bir yang sudah dipesan tidak dapat dikembalikan, dia terpaksa minum.

Setelah minum–minum, mereka pun mabuk. Meskipun tidak pingsan, dia sudah terhuyung–huyung saat

berjalan.

Dua pelayan memapah mereka, satu di kiri dan satu di kanan. Namun, ketika mereka sampai di lift, Kayla tidak sengaja menabrak seseorang.

Orang itu adalah pria paruh baya berusia empat puluhan tahun. Dia pendek, gemuk dan berperut buncit. Saat ini, dia memandang Kayla sambil tersenyum cerah. “Hei, bukannya ini Bu Kayla? Aku Ronan Dewanta dari Narlo. Kita pernah bertemu di Perusahaan Oliver, apa kamu ingat?”

Kala itu, terjadi sesuatu dengan perusahaannya Ronan. Karena dia meminta bantuan dari Theo, dia bertemu dengan Kayla sekali. Sejak saat itu, dia terus memikirkan Kayla.

Kayla sedikit tersadar. Dia melepaskan tangannya dari genggaman pelayan, lalu menyapa dengan

tenang. “Pak Ronan.”

“Bu Kayla, kamu dan temanmu datang ke sini untuk minum–minum?” Kedua pria di samping mereka mengenakan lencana Vetro, begitu dilihat, Ronan langsung tahu bahwa mereka adalah pelayan. Bagaimana kalau kita pindah ke ruangan lain? Kebetulan ada yang ingin kubicarakan dengan Bu Kayla.”

Kayla yang agak pusing pun menolak. “Maaf, kalau urusan pekerjaan, aku hanyalah asisten biasa.

+15 BONUS

Nggak bisa memengaruhi keputusan Pak Theo.”

Ronan tidak tampak seperti orang baik, jadi Kayla tidak mengatakan soal pengunduran dirinya. Dengan adanya Theo sebagai sandaran, tidak ada yang berani menyentuhnya.

“Bukan urusan pekerjaan.” Melihat ekspresi Kayla berubah muram, Ronan pun lanjut berkata, “Tapi itu pasti adalah hal baik untuk Bu Kayla. Aku tahu Perusahaan Oliver nggak menghargaimu. Meskipun kamu menjabat sebagai asisten, sebenarnya kamu hanyalah pesuruh. Datanglah untuk menjadi asistenku, kamu boleh meminta gaji berapa pun yang kamu mau. Kamulah ketua di antara semua asisten, bagaimana?”

Sembari berbicara, dia memegang tangan Kayla. “Meskipun Perusahaan Oliver adalah perusahaan besar, mau kamu bekerja seumur hidup di sana pun, kamu nggak akan mampu membeli rumah di Kotal Bapura. Kalau kamu pindah ke tempatku, besok aku akan langsung membelikanmu satu unit rumah atas

namamu.” –

Kayla mundur selangkah dan berpura–pura tidak memahami maksud Ronan. “Maaf, aku nggak ingin membeli rumah di Kota Bapura. Maaf sudah menolak niat baik Pak Ronan.”

Ronan menargetkan banyak wanita, wanita mana yang tidak langsung menempel padanya ketika mendengar janji–janji manisnya? Baru pertama kali ada yang berani menolaknya dengan tegas. Ekspresinya langsung berubah. “Kayla, jangan nggak tahu diri. Disukai olehku adalah berkahmu. Temani aku selama tiga bulan, aku akan memberikanmu bayaran yang nggak bisa kamu dapatkan seumur hidup!

Ekspresi Kayla menjadi makin dingin. “Aku nggak….”

Namun, Ronan tidak memberinya kesempatan untuk menolak. Dia meraih tangan Kayla dan memaksanya masuk ke ruangan.

Dia berani bersikap lancang karena dia tahu bahwa lantai tiga adalah area umum, dia tidak akan bertemu dengan tokoh terkemuka di sini.

Kayla meronta dan mencoba untuk melepaskan diri dari cengkeraman Ronan. “Lepaskan aku!”

Melihat situasi ini, Bella pun menahan rasa pusing dan mengadang di depan Kayla. Dia menggunakan tasnya untuk memukul kepala Ronan.

“Lepaskan dia! Bukannya berkaca dulu, beraninya pria jelek sepertimu mendambakan wanita cantik seperti Kayla?!”

Ronan tidak menyangka Bella akan memukulnya. Seketika, dia tidak sempat menghindar dan dipukuli

hingga linglung!

Namun, hanya dalam beberapa detik, pria yang pada dasarnya lebih kuat dari wanita pun membalikkan keadaan. Dia mendorong Bella dengan keras hingga menghantam dinding. “Sial, beraninya kamu

memukulku. Kuhabisi kamu!z

Dia mengangkat kakinya untuk menendang Bella dan sama sekali tidak mengontrol tenaganya. Untungnya, dia pendek dan gemuk sehingga hanya bisa memukul paha Bella.

Kayla mendorong Ronan, lalu menarik Bella ke belakangnya.

Di tengah perkelahian. Kayla melihat ke sekeliling…. Di kejauhan, terlihat Theo sedang berdiri sambil menyaksikan adegan ini. Entah sudah berapa lama dia menonton.

Kayla yang sedang melawan pun tertegun. Peredaran darah di sekujur tubuhnya seolah–olah terhambat.

Setelah tiga tahun menikah, bisa–bisanya Theo hanya diam ketika melihatnya ditindas orang?

Perkelahian yang berlangsung tiba–tiba ini pun segera berakhir. Pada akhirnya, Ronan ditahan oleh

satpam Vetro.

Manajer Vetro datang. Dia meminta maaf pada Kayla dan Bella terlebih dahulu, lalu menyuruh dokter memeriksa mereka. Setelah selesai, dia baru menatap Ronan yang sedang ditahan. “Pak Ronan, Vetro nggak mengizinkan adanya perkelan adanya perkelahian, apalagi melecehkan tamu wanita.”

Ronan merintih kesakitan, tetapi dia tidak bersikap kasar. Meskipun dia tidak tahu siapa pemilik Vetro. dia tahu bahwa dirinya tidak sanggup menyinggung bos besar itu.

Jadi, dia menunjuk ke arah Kayla sambil berkata, “Aku nggak melecehkannya, wanita inilah yang ingin tidur denganku. Karena harganya nggak cocok, dia pun memukulku!” 5

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report