Bab 35 Theo Mau Menuntutnya
Kantor polisi.
Keempat orang itu dibagi menjadi dua kelompok dan duduk di kedua sisi meja panjang. Polisi yang datang terlebih dahulu mulai bertanya, “Siapa yang duluan menyerang?”
Sebenarnya dia sudah melihat kamera pengawasan dan sekarang dia hanya menjalankan prosedur
kerja.
Wajah beberapa orang terluka, terutama Raline. Kedua sisi wajahnya dipenuhi dengan bekas tamparan yang merah dan bengkak. Selain itu, rambutnya juga berantakan seperti ayam jago.
Kalau polisi tidak melihat kartu identitasnya, mereka tidak akan tahu bahwa dia adalah penari kelas internasional. a
Karin menunjuk Bella sambil menjawab dengan kesal, “Dia yang duluan menyerang. Pak, orang gila seperti ini harus dikurung setidaknya sepuluh atau delapan tahun. Kalau dibiarkan berkeliaran di masyarakat, suatu hari nanti dia pasti akan asal menyerang orang lagi!”
Bella mengangkat dagunya sambil tersenyum sinis. “Aku hanya membantu membersihkan sampah masyarakat. Di zaman kuno, wanita simpanan akan diikat dan ditenggelamkan ke laut!”
“Nggak tahu malu?” Raline memandang Kayla yang duduk di hadapannya, bisa dibilang Kayla hampir tidak terluka. Ketika mereka sedang berseteru di toko kebaya, Bella terus melindungi Kayla di belakang.” Sebaiknya kamu tanyakan pada sahabatmu, sebenarnya aku atau dia yang simpanan? Apa yang pernah dia lakukan agar bisa menikah dengan Theo?”
Kayla sama sekali tidak takut. Dia menatap Raline dengan arogan sambil berkata dengan lantang, “Saat aku menikah dengannya, kalian sudah putus. Kenapa? Kamu itu anjing? Pakai cara buang air kecil untuk
menandai kepemilikan?”
Setelah kata–kata ini dilontarkan, dua orang masuk dari luar. Orang yang memimpin adalah Theo, diikuti
oleh Darius yang sedang memegang tas kerja.
Keduanya memiliki wibawa yang berbeda, tetapi aura mereka sangat kuat. Begitu mereka masuk, kantor polisi yang luas tiba–tiba terasa sempit hingga orang–orang kesulitan bernapas.
Kayla tahu bahwa Theo pasti mendengar kata–kata itu. Saat ini, tatapan Theo sangat dingin, seolah–olah ingin menerkamnya!
Darius langsung berjalan ke hadapan Raline. “Nona Raline, kami sudah mengurus prosedur pembebasan, Anda dan manajer Anda sudah boleh pergi.”
Raline tidak menjawab. Dia berdiri, lalu berjalan menghampiri Theo sambil mengangkat dagunya agar Theo dapat melihat luka di wajahnya dengan jelas.
+
ব
+15 BONUS
Meskipun wajahnya terlihat jelek karena memar, Theo menjadi simpati padanya.
Dia bertanya, “Bagaimana dengan orang yang menyerangku?”
Melalui kamera pengawas, terlihat Kayla tidak menyerang dari awal sampai akhir dan dilindungi oleh
Bella. Jadi, polisi tidak akan menahannya.
Namun, Bella tidak akan bisa melarikan diri….
Theo melirik Kayla dengan dingin dan Kayla pun menunjukkan ekspresi tidak peduli. Aura dingin menyelimuti wajah tampan Theo. “Tuntut dia karena memukul orang secara sengaja. Hukuman setidaknya satu tahun, Darius akan menanganinya, kamu nggak perlu khawatir. Ayo pergi.”
Setelah melontarkan kata–kata ini. Theo langsung berbalik dan membawa Raline pergi.
Mendengar kata–kata yang diucapkan Theo, Kayla menjadi agak panik. Dia berdiri untuk mengejar Theo, tetapi ditahan oleh Bella…. (1)
*Jangan memohon pada mereka, aku akan cari cara untuk menyelesaikannya.”
Kayla mengerutkan keningnya sambil mengingatkan. “Dia Darius, loh.”
Darius tidak pernah kalah dalam pengadilan, dia tidak akan hanya diam melihat Bella dipenjara. 1
Karena Bella menahannya, ketika dia keluar. Theo dan Raline sudah berada di dalam mobil.
“Theo….” Kayla berjalan cepat ke arah mobil.
Theo meliriknya dengan cuek dan matanya dipenuhi dengan hawa dingin. Sudut bibirnya terangkat, dia
berkata, “Jalan.” 1
Dafa tidak berani melanggar perintahnya. “Baik.”
Melihat Dafa hendak menutup pintu mobil, Kayla bergegas menahan pintu. Dia memandang Theo sambil berkata, “Theo, Raline yang duluan cari masalah.”
Namun, Theo malah berkata sambil tersenyum sinis. “Tapi kulihat Raline–lah yang terluka parah. Menyakiti orang perlu dikenakan hukuman yang setimpal. Apa aku perlu mengajarimu hal umum seperti
ini?”
“Mereka hanya saling menyerang, Bella juga terluka.” Kayla berkata dengan kukuh, “Kamu harus adil.” Theo menyipitkan matanya sambil menatap Kayla. Dia menyadari bahwa Kayla Juga terluka. Terlihat bekas darah di leher Kayla yang sudah mengering. Meskipun tidak parah, kulit Kayla sangat putih dan luka itu cukup mencolok.
Meskipun demikian, ekspresi Theo tidak berubah. “Aku memang nggak adil, memangnya kenapa?”
Kayla berseru, “Kamu ….”
+15 BONUS
Kayla melihat ekspresi dingin Theo, lalu menoleh ke arah Raline yang terlihat bangga. Saat ini, dia merasa sangat tertekan dan kesal.
Theo memelototinya. Dia seolah–olah baru saja merokok sehingga suaranya terdengar serak. “Kenapa
kalian memukul Raline?”
Dia ingin tahu alasannya, apa hanya karena sebuah gaun?
Namun, Kayla malah merasa Theo sedang menyalahkannya. Dia menunjukkan ekspresi dingin dan tidak bermaksud untuk mengalah. “Tanyakan pada Nona Ralinel Theo, kalau kamu ingin membelanya, hukum aku. Jangan libatkan orang lain.”
Mendengar ucapan ini, Theo langsung tersenyum sinis dan memalingkan wajah. “Paman Dafa, jalan.”
Dafa menatap Kayla dengan sungkan sambil menutup pintu mobil. “Nyonya Kayla, maaf.”
Theo
Kayla ingin menghentikan mereka lagi, tetapi seseorang menariknya.
Orang itu adalah Darius.
Alhasil, dia hanya bisa melihat mobil Theo pergi. Tak lama kemudian, terdengar suara dingin Darius.” Nyonya Kayla, daripada buang–buang waktu di sini, sebaiknya Anda pikirkan kesalahan apa yang telah
Anda perbuat.”
Kayla mengerutkan kening sambil berkata dengan kesal, “Apakah memukul kekasihnya termasuk
kesalahan?”
Darius menjawab sambil tersenyum profesional, “Termasuk, jadi temanmu akan dipenjara.”
Setelah melontarkan kalimat ini, Darius tidak berbasa–basi.
Kayla kembali ke kantor polisi. Saat ini, Morgan juga datang untuk mengurus prosedur pembebasan. tetapi Bella tidak dapat dibebaskan.
Hasil ini sesuai dugaan, bagaimanapun orang yang mereka singgung kali ini adalah Theo.
Morgan mengerutkan keningnya sambil berkata dengan serius, “Cara terbaik adalah membicarakan masalah ini dengan pihak yang terlibat dan menyelesaikannya secara pribadi.”
Kayla merasa agak pusing. Dia mengusap alisnya sambil berkata, “Kalau mereka bersikeras ingin menuntut kami, berapa besar peluang kami untuk mengalahkan Pak Darius?”
Morgan tertegun sejenak, lalu menggelengkan kepalanya. “Maaf, sampai saat ini Pak Darius belum pernah kalah di pengadilan.”
Kayla dan Bella sontak terdiam.
Kemudian, Kayla pun berkata, “Bella, kamu terpaksa tinggal di sini selama beberapa hari, aku akan pergi
+15 BONUS
mencari Theo.”
Bella tahu apa yang ingin dia lakukan. “Lupakan saja, kamu akan ditindas.”
“Nggak akan.”
Kayla menarik napas dalam–dalam. Theo pasti akan mengalah, dia hanya perlu bernegosiasi dengan Theo ….
Dalam perjalanan kembali ke hotel, Theo tampak muram. Kekesalannya terlihat jelas dari kerutan di alisnya dan bibimya.
Raline menatapnya dan mencoba untuk menebak isi pikirannya. Namun, baik dulu atau sekarang, dia selalu gagal
“Kamu marah pada Kayla atau padaku?”
Kata–kata yang keluar dari bibir tipis Theo terdengar sangat dingin. “Sudah kubilang jangan ganggu dia.”
Raline tidak menyangka Theo akan menjawabnya seperti ini. Dia otomatis menggertakkan giginya.
Dia salah menebak lagi
Jelas–jelas dialah korban dalam insiden ini dan Theo pun membelanya saat di kantor polisi tadi, bukan?
If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report