ab 45 Dia Itu Penipu
Posisi Raline sangat dekat dengan mereka. Melihat mereka begitu gembira, dia sungguh ingin
menghilang dari tempat ini. Dia otomatis mengangkat kepalanya untuk memandang Theo, ketika melihat mata Theo tertuju pada Kayla, hatinya terasa perih.
Namun, dia segera menahan emosinya dan kembali tersenyum. Dia mencoba mendapatkan perhatian dari Evi. “Bibi, selamat ulang tahun. Ini hadiah kecil dariku, semoga Bibi menyukainya.”
Evi melirik Raline, lalu mengangguk depan sopan. “Terima kasih atas hadiahnya.”
Setelah mengambil hadiah itu, Evi langsung meletakkannya di meja sebelah. Evi tidak berniat untuk membukanya. “Di sana disiapkan makanan, ambillah sesuka hatimu. Jangan sungkan.”
Evi ingin mengusirnya ke tempat lain agar tidak mengganggu Theo dan Kayla!
Raline memahami maksudnya, tetapi dia berpura–pura bodoh. Bagaimanapun, dia sudah mengerahkan banyak usaha untuk menyiapkan hadiah, dia tidak akan membiarkan usahanya terbuang sia–sia.
Kalau Evi tidak membuka hadiah itu sekarang juga, setelah pesta berakhir, hadiah itu mungkin sudah
dibuang!
“Bibi, coba buka dan lihat isinya. Aku nggak terlalu memahami benda ini, kalau ada kesalahan, aku bisa langsung menyuruh orang memperbaikinya.”
Karena dia sudah berkata demikian dan ada banyak tamu di sekitar, kalau Evi mengabaikannya lagi, orang–orang akan membicarakan hal ini.
Meskipun Evi tidak menyukai Raline, dia membuka kotak hadiah sambil tersenyum ramah. Di dalamnya masih ada sebuah kotak kayu. Dia bahkan berpikir kalau masih ada kotak lain di dalam kotak kayu ini, dia akan langsung mengusir Raline!
Kotak kayu terbuka dan di dalamnya ada sebuah lukisan.
Evi membuka lukisan itu dengan santai. Dia tidak suka lukisan, tetapi setelah melihat lukisan itu, matanya berkedut. Bukan hanya dia, bahkan Galih Oliver yang berada di samping pun mengangkat alisnya. “Ini lukisan kuno itu?”
Raline menjawab dengan sopan, “Benar, Paman Galih.”
Galih mengangguk puas. “Terima kasih atas kerja kerasmu. Katakan saja pada Theo berapa biayanya, dia akan mentransfernya padamu.”
“Uang bukanlah apa–apa. Ahli restorasi yang sulit dicari. Beliau adalah sosok terkenal yang nggak pernah muncul di publik dan jarang menerima pekerjaan sehingga perbalkannya memakan waktu yang
cukup lama.”
“Wajar kalau ahli restorasi hebat mempunyai temperamen yang agak aneh. Kamu sudah bekerja keras.”
Kayla melihat Evi masih menatap lukisan itu. Mendengar ucapan Galih… sepertinya lukisan ini milik Keluarga Oliver, hanya saja Raline membantu mereka mencari ahli restorasi.
“Ibu menyukai benda–benda seperti ini?”
“Nggak, tapi kakeknya Theo suka. Dia membeli lukisan ini dari suatu acara pelelangan. Tapi kemudian aku bertengkar hebat dengan ayahmu dan nggak sengaja merusak lukisan ini. Nona Raline bilang dia bisa menemukan orang untuk memperbaikinya, Jadi kami pun menyerahkan lukisan ini padanya.” Sembari berbicara, Evi membuka gulungan kertas itu sepenuhnya.
Galih menegur, “Apanya yang hanya bertengkar hebat? Kamu hampir menghancurkan seisi ruang kerja Ayah, bahkan memar di kakiku pun membutuhkan setengah bulan untuk sembuh.”
“Bukankah kamu yang menyebabkan semua ini?” Sembari berbicara, nada bicara Evi pun berubah.” Nona Raline, berapa banyak uang yang kamu habiskan untuk memperbaiki lukisan ini?”
Evi tiba–tiba memanggil Raline. Melihat perubahan ekspresi Evi, dia pun menyebutkan harga dengan kebingungan. “Kenapa, Bibi?”
“Kalau begitu, kamu ditipu. Dia bukan ahli hebat.”
Kayla yang berada di samping pun mengerutkan keningnya, tetapi bukan karena perkataan Evi. melainkan ….
Ada noda di sudut lukisan. Meskipun noda itu tidak besar, ia terlihat sangat jelas.
Raline pun melihat noda itu dan dia langsung menoleh ke arah Kayla.
“Bukankah Key adalah tokoh hebat di industri ini? Kenapa seperti ini? Bagaimana bisa menyerahkan lukisan dalam keadaan seperti ini?”
Kayla mengerutkan keningnya. Dia tidak suka dituduh seperti ini, bukankah seharusnya dia yang menyalahkan Raline? Dia mengerahkan begitu banyak usaha untuk memperbaiki lukisan ini, tetapi
malah dirusak oleh orang!
“Lukisan itu diserahkan kepadamu dalam keadaan sudah diperbaiki. Kamu juga sudah memeriksanya. Hari ini kamu malah menyalahkanku, apa masuk akal?”
Melihat situasi ini, Evi pun bertanya dengan bingung. “Ada apa? Kayla, apa kamu yang memperbaiki
lukisan ini?”
Sebelum Kayla menjawab, Raline sudah berkata, “Bibi, aku mencari seorang ahli restorasi sangat hebat di bidang ini. Kebetulan Kayla adalah asistennya, dia hanya membantu ahli tersebut mengirimkan lukisan.” Sembari berbicara, Raline menunjukkan ekspresi tertekan. “Semua ini karena aku terlalu mudah
memercayai rumor. Nggak disangka, ahli bernama Key ini adalah penipu andal!”
Ucapan ini seolah–olah sedang menyalahkan Key, tetapi kenyataannya dia sedang menyudutkan Kayla. Orang yang memperbaiki lukisan itu adalah Key, tetapi Kayla–lah yang mengirimkan lukisan itu. Jadi,
244
orang pun menebak–nebak slapa yang membuat kesalahan.
+15 BONUS
Kayla yakin dalam waktu kurang dari setengah Jam, akan tersebar rumor Kayla menjebak mantan pacar Theo karena cemburu.
“Bibi, maaf sudah mengecewakan Bibl. Aku akan membawa kembali lukisan ini dan mencari orang lain memperbaikinya.”
Kayla tidak akan membiarkan Raline berbuat seperti itu. Status para tamu yang datang hari ini sangat terpandang dan semuanya suka mengoleksi barang antik, Baik itu adalah hobl atau trik untuk meningkatkan status sosial mereka, semuanya berpotensi untuk menjadi pelanggannya.
Kalau masalah hari ini tersebar, bukan hanya reputasinya yang akan rusak, tetapi kerja keras Key selama bertahun–tahun pun terbuang sia–sia.
Semua orang akan mengira Key adalah penipu!
Kayla pun menghentikan Raline, “Nggak perlu repot–repot, hanya masalah kecil. Beberapa bulan ini, aku sudah banyak belajar dari Bu Key, blar kuperbaiki.”
Mendengar ucapan ini, Raline sontak mengerutkan kening dan nada bicaranya terdengar sangat tidak berdaya. Dia seperti sedang membujuk anak–anak yang membuat keributan. “Kayla, aku nggak bermaksud menyalahkanmu. Hanya saja aku merasa keterampilan Key kurang bagus, kubilang di depan umum agar semua orang nggak tertipu. Kamu belajar darinya… berapa banyak keterampilan yang bisa kamu pelajari?”
Maksud Raline adalah apa yang bisa diajarkan seorang penipu kepadanya?
Raline lanjut berkata, “Kalau ucapanku tadi membuatmu nggak nyaman, aku minta maaf. Hari ini adalah hari ulang tahun Bibi, ada banyak tamu di sini. Jangan merusak suasana karena orang yang nggak penting, apalagi merusak lukisan yang bernilai ratusan miliar ini.”
Kayla tidak ingin berbasa–basi dengannya. Dia menoleh ke arah Evi, dia yakin bahwa dia bisa memperbaiki lukisan itu, tetapi Raline benar. Lukisan ini bernilai ratusan miliar, kalau Evi tidak memercayainya, dia akan menyerah. Bagaimanapun, lukisan ini milik Keluarga Oliver.
Evi mendelik Raline, lalu menepuk tangan Kayla sambil berkata, “Kalau kamu ingin perbaiki, perbaikilah. Kamu adalah nyonya Keluarga Oliver, lukisan ini milikmu. Sekalipun rusak, orang luar nggak berhak
menghakimimu.”
Galih selalu menurut pada istrinya. Kalau Evi memperbolehkan Kayla memperbaiki lukisan itu, dia tidak akan menentang. Namun, dia agak tertekan. Kalau Tuan Besar Oliver masih hidup dan mengetahui bahwa lukisan kuno itu dirusak orang, Tuan Besar Oliver pasti akan marah besar!
Saat ini, seisi aula menjadi sunyi
Raline menggigit bibirnya dan berdiri diam di samping.
Siapa pun yang memiliki telinga tahu maksud “orang luar yang diucapkan Evi.
Kayla memerintahkan orang untuk menyiapkan peralatan. Sembari menunggu, suasana di ruang tamu menjadi berisik.
*Dulu lukisan itu dilelang dengan harga 400 miliar dan harganya terus meningkat beberapa tahun ini. Sayang sekali dirusak seperti ini!”
“Mungkin Nyonya Kayla bisa memperbaikinya?”
“Kamu kira memperbaiki barang antik gampang? Semua ahli hebat yang terkenal di industri ini sudah
berumur, Keterampilan ini perlu diasah dengan waktu, lihatlah usla Nyonya Kayla. Paling–paling dia hanya murid magang, bahkan gurunya adalah penipu. Ckck, gawat….” Sembari berbicara, orang itu
mulai menghela napas panjang. Terlihat jelas bahwa dia adalah pecinta barang antik.
Meskipun Theo tidak bersuara, ekspresinya sudah berubah muram. Dia meraih tangan Kayla dan tiba-
tiba membawanya ke lantai dua ….
Setelah mereka terbebas dari pandangan para tamu, Kayla pun melepaskan tangannya dari genggaman
Theo sambil berkata, “Kalau ada yang ingin kamu katakan, katakan saja, Jangan pegang–pegang.”
Theo mengangkat tangannya untuk mengusap alisnya. Dia terlihat sangat kesal. “Nanti bilang saja kamu kurang sehat, aku akan mengantarmu pulang.”
“Kurang sehat?” Kayla tertegun. Seketika, dia pun memahami maksud Kayla. “Kamu nggak mau aku menyentuh lukisan itu?”
If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report