Bab 46 Demi Kebaikannya

Theo mengerutkan keningnya. “Mau ribut juga harus lihat keadaan. Jangan membuat keributan di acara hari ini, kamu akan mempermalukan Ibu dan Keluarga Oliver.”

“Mempermalukan Ibu dan Keluarga Oliver atau mempermalukan Raline?” Kayla emosi hingga tertawa. Dia berkata dengan nada sinis, “Kalau aku pergi, semuanya akan mengira aku pergi karena melakukan

kesalahan. Nggak usah tunggu sampai besok, semua orang di industri ini akan bilang…. Dia tertegun

sejenak “Guruku nggak terampil dan gagal dalam memperbaiki barang antik. Mereka akan bilang guruku adalah penipu!”

Karena alasan tertentu, dia tidak ingin Theo tahu bahwa dia adalah Key. Lagi pula, dia merasa Theo

tidak perlu tahu.

“Lalu, apa yang ingin kamu lakukan? Memperbaiki lukisan itu?” Theo tidak memahami industri ini dan tidak pernah mendengar nama “Key, dia mengira Key hanyalah salah satu karyawan di Studio Yunox.” Apa mungkin tukang bersih–bersih sepertimu bisa menjadi ahli hanya dengan melihat?”

Berdasarkan pemahamannya, Kayla bekerja sebagai tukang bersih–bersih di studio barang antik. Axel yang melaporkan hal ini padanya dan dia mengetahui kemampuan Axel, Axel tidak mungkin melakukan

kesalahan tingkat rendah seperti ini.

Theo menarik napas dalam–dalam. “Kayla, bagaimana caramu memperbaiki? Pakai sapu?”

Bukannya Theo meremehkan Kayla, tetapi dia tahu bahwa keterampilan seperti ini tidak dapat dipelajari dengan begitu mudah.

Dia melakukan ini demi kebaikan Kayla.

Theo menyuruh Kayla mencari alasan untuk pergi karena khawatir Kayla akan mempermalukannya dirinya sendiri. Mengenai Keluarga Oliver, tidak ada yang berani mengkritik mereka, tetapi orang–orang itu tidak akan segan untuk mengolok–olok Kayla.

Meskipun keduanya sudah menikah secara hukum, mereka tidak mengadakan pesta pernikahan.

Bahkan mereka baru mengumumkan hubungan suami istri mereka hari ini dan ada banyak orang yang mengkritik Kayla dari belakang, apalagi kalau Kayla merusak lukisan terkenal itu….

“Daripada mengkhawatirkan apakah aku bisa memperbaiki lukisan itu, sebaiknya kamu khawatirkan Raline. Wanita sombong sepertinya akan sangat tertekan kalau dipermalukan di tempat umum.

Theo mengerutkan keningnya. Dia sedang membujuk Kayla baik–baik, tetapi Kayla selalu melibatkan Raline. 1

“Jangan melibatkan orang lain. Lukisan gagal diperbaiki adalah tanggung jawab Key, kamu nggak perlu menyalahkan dirimu sendiri.“,

Namun, Kayla malah mengeluarkan suara *ck“. Dia tahu bahwa Theo adalah pria bodoh yang selalu

1/4

+15 BONUS

memercayai ucapan Raline.

Menghadapi talapan tajam Kayla, Theo pun melembutkan nada bicaranya. “Pikirkan baikbaik, ini demi

kebaikanmu.

Kayla terkekeh dan berbalik bertanya, “Kamu percaya dengan omonganmu sendiri?”

“Nyonya Kayla…. Terdengar suara Warni dari lantai bawah. Dia menyela perdebatan mereka. “Semua benda yang Anda minta sudah disiapkan.”

Kayla mengabaikan Theo dan langsung menjawab, “Baik, terima kasih, Bibi Warni.”

Di ruang tamu yang terletak di lantai bawah, lukisan itu dibentangkan di atas meja dan barang–barang

yang Kayla minta ditaruh di sampingnya.

Orang–orang pun berkumpul untuk menyaksikan pertunjukan.

Kerusakan lukisan itu hanya ada di sudut kanan bawah dan tidak parah. Kalau tidak, Kayla mana bisa

memperbaikinya dalam waktu singkat.

Musik di ruang tamu berhenti dan terdengar bisikan orang–orang.

Theo berdiri di sekitar kerumunan, dia menatap Kayla yang sedang membungkuk dan berkonsentrasi

untuk memulihkan lukisan kuno itu.

Ini adalah pertama kalinya dia melihat Kayla bekerja dengan serius. Dulu saat bekerja di Perusahaan Oliver, meskipun Kayla adalah asistennya, Kayla hanya melakukan pekerjaan mudah yang tidak menguras otak. Jangankan serius, Kayla bahkan lebih sering duduk termenung di tempat kerja

Jauh berbeda dari situasi saat ini.

“Menurutmu siapa yang berbohong? Kayla atau Nona Raline?”

Terdengar suara familier dari samping. Theo melirik Davin yang datang terlambat. Dia belum melihat Davin sejak tadi dan bahkan mengira Davin tidak akan datang malam ini.

Theo mengerutkan keningnya dan tidak menerima minuman yang diberikan Davin. “Kayla? Sejak kapan kamu begitu akrab dengannya?”

Davin bisa mendengar kekesalan… dari nada bicara Theo.

Dia tersenyum ringan. “Aku selalu memanggilnya seperti itu.”

“Tapi kamu memanggil Raline, Nona Raline.

Davin tertegun sejenak sebelum menjawab dengan hati–hati, “Aku dan Nona Raline nggak akrab.”

Dia sudah mengenal Kayla sejak beberapa tahun yang lalu. Kala itu, karena Kayla mengejarnya, mereka sering bertemu. Seiring berjalannya waktu, mereka pun menjadi akrab.

Sedangkan Raline… kalau bukan karena Theo, mungkin seumur hidup ini dia tidak akan berinteraksi

214-

+ 15. BONMUS

dengan penari.

Davin tidak suka menonton pertunjukan tari.

Suasana hati Theo tidak membaik. Namun, dia tidak lanjut mempermasalahkan hal ini dan kembali

menatap Kayla yang sedang dikelilingi banyak orang

Tak lama kemudian, Kayla sudah selesai memperbaiki.

Kayla mengangkat lukisan itu dan menyerahkannya kepada Evl. “Bu, lihatlah. Apakah lukisan ini sudah sama persis dengan sebelumnya?”

Lukisan ini milik Tuan Besar Oliver, Evi hanya melihat sekilas, bagaimana mungkin bisa membedakan? Namun, kalau menantunya mengatakan bahwa lukisan ini sudah pulih, berarti sudah pulih!

“Sama persis, Kayla memang hebat, bahkan bisa memperbaiki benda rumit seperti ini. Nggak seperti orang–orang yang iri hati dan nggak berpengalaman.”

Raline merasakan penghinaan yang luar biasa.

Dia bahkan curiga Kayla sudah mencuci otak Evi!

Kayla mengalihkan pandangannya ke Raline. “Nona Raline, bahkan murid magang sepertiku pun bisa

memperbaiki kerusakan kecil ini, apa menurutmu Bu Key nggak sanggup memperbaikinya? Sengaja

meninggalkan kerusakan yang begitu jelas agar kamu bisa menemukan kesalahannya? Lukisan ini baru saja diperbaiki dan perlu dirawat untuk beberapa saat. Aku sudah mencatat cara merawatnya dan hal-

hal yang harus diperhatikan untukmu, daripada menyalahkan orang lain, sebaiknya kamu pikirkan

apakah kamu melakukan kesalahan dalam merawatnya.”

Begitu kata–kata ini dilontarkan, mata semua orang tertuju pada Raline. Meskipun Kayla tidak mengungkapkan maksudnya secara terang–terangan, semua orang dapat memahami maksudnya.

Saat ini, bahkan Raline yang sudah sering tampil di panggung besar pun panik. Dia otomatis berbalik

untuk mencari Theo dan berharap pria itu akan membelanya. Namun, melihat Theo terus menatap Kayla, hatinya berkedut dan dipenuhi dengan kepahitan….

Akan tetapi, dia tidak boleh panik dalam menghadapi situasi seperti ini. Jadi, dia memaksakan diri untuk

tenang. “Maaf, tadi aku juga bilang ini belum tentu adalah kesalahan Bu Key. Tapi mengenai apakah aku

yang melakukan kesalahan, sebaiknya jangan asal menuduh tanpa bukti. Kayla, aku minta maaf, aku juga bersedia memberikan kompensasi atas ucapanku yang merusak reputasi Bu Key. Aku akan

mencari waktu untuk pergi meminta maaf secara langsung.”

Biasanya, masalah akan berakhir di sini. Bagaimanapun, malam ini adalah hari ulang tahun Evi dan memperburuk keadaan tidak akan menguntungkan siapa pun. Namun, Raline tidak menyangka tidak berniat untuk mengalah!

Kayla

Kayla tersenyum sinis. “Kalau bukan kelalaian Bu Key, apakah itu kelalaianku? Bagaimanapun, selain Bu

Key, hanya aku dan kamu yang menyentuh lukisan ini.”

Tiba–tiba, Jantung Raline berdebar kencang.

Memang benar, kata–kata selanjutnya yang diucapkan Kayla adalah…. 1

“Aku punya bukti untuk membuktikan bahwa diriku nggak bersalah.”

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report