Bab 63 Pak Theo Menyebalkan dan Tidak Tahu Malu
Keduanya terdiam. Napas mereka terdengar sangat berat, Kayla sangat kesal.
Kayla tidak melihat ekspresi Theo dan tidak peduli dengan suasana hati Theo sekarang. Setelah setengah menit, dia berhasil menenangkan emosinya dan berkata, “Kallan sudah menandatangani kontrak, kamu nggak boleh ingkar Janji.”
Theo menjawab dengan pelan, “Kontrak dibatalkan, artinya kami gagal bekerja sama. Kalau nggak, kamu boleh tanyakan pada Pak Arhan apakah dia masih ingin bekerja sama dengan Perusahaan Oliver?”
Arhan pasti bersedia. Masa depan perusahaan lebih penting daripada harga dirinya, tetapi dia sudah melakukan hal seperti itu pada Kayla, bagaimana mungkin Kayla ….
Amarah Kayla kembali meluap. “Theo, dasar nggak tahu malu!”
Seumur–umur, Theo tidak pernah dimarahi seperti ini. Suaranya terdengar sangat dingin. “Kayla, apa
etika dan didikanmu sudah dimakan oleh anjing?*
Kayla mencibir dan menjawab dengan kasar, “Bukannya kamu yang memakannya?”
Menyebut Theo anjing adalah penghinaan terbesar bagi anjing!
Setelah keheningan berlangsung selama beberapa detik, Theo seperti sedang menahan sesuatu, dia berkata, “Kirimkan nomor rekeningmu ke Axel, dia akan mentransfer 20 miliar kepadamu dan tambahan
10 miliar sebagai kompensasi untukmu.”
Kayla menggertakkan giginya. Dia tahu bahwa Theo tidak akan merelakan 600 miliar itu. “Nggak usah transfer 10 miliar itu. Mari jalankan prosedur perceraian terlebih dahulu, aku akan membayar utang 600
miliar itu secara bertahap.”
“Apa kamu berhak membahas persyaratan denganku?”
Kayla seolah–olah tersedak. Theo kembali melontarkan kalimat ini, artinya hal ini tidak dapat
dibicarakan!
Karena tidak dapat dibicarakan, dia juga malas berbasa–basi dengan Theo dan langsung menutup
telepon.
Dia memejamkan matanya sambil menghitung uang yang dia miliki. Makin dipikirkan, dia makin kesal.
Dia sungguh ingin menabrak Theo hingga mati.
Bagaimana bisa ada pria yang begitu tidak tahu malu di dunia ini?
Sepertinya semua uangnya adalah hasil dari menipu orang!
+15 BONUS
Kayla memblokir kontak Theo, lalu menenangkan diri selama belasan menit di kamar mandi. Setelah suasana hatinya membaik, dia pun membuka pintu dan keluar.
Ketika baru berjalan beberapa langkah, Kayla bertemu dengan Rio yang tampak tergesa–gesa. Sepertinya dia sedang mencari orang, dia melirik sekeliling dan langsung menghela napas lega ketika melihat Kayla. “Key, aku mencarimu ke mana–mana. Tim sudah menyelesaikan syuting lainnya, sudah waktunya untuk merekammu.”
Kayla menyetujui perekaman acara yang ditawarkan Hardy sebelumnya dengan syarat tidak merekam wajahnya. Namun, studio tidak ingin melewatkan kesempatan memperluas koneksi ini, jadi mereka memutuskan untuk membiarkan Rio bergabung dalam acara ini. Rio bertanggung jawab untuk menunjukkan wajahnya, seolah–olah dia adalah perwakilan studio.
“Maaf, tadi aku pergi ke toilet. Ayo.”
Keduanya memasuki ruang restorasi. Benda antik yang akan diperbaiki sudah ditempatkan di meja kerja Kayla. Benda itu adalah sebuah vas dari Dinasti Sayma. Kerusakannya tidak terlalu parah. Tim akan merekam beberapa kali, lalu menggabung semua hasil rekaman mereka.
Sutradara berpesan pada mereka, “Kalian fokus memperbaiki barang saja, lakukan seperti biasa, nggak
ada peraturan khusus.”
Kayla mengangguk. “Baik, terima kasih, Pak Owen.”
Mata sutradara yang dipanggil Pak Owen itu tertuju pada wajah Kayla. Dia merasa sangat disayangkan.”
Key, apa kamu benar–benar nggak mau menunjukkan wajah? Ini kesempatan bagus, kamu sangat cantik dan mungkin akan menarik perhatian perusahaan perfilman. Saat itu tiba, kamu bisa menjadi bagian
dari industri perfilman
Dia mulai membujuk Kayla. Bisa–bisanya wanita secantik Kayla menolak untuk menunjukkan wajah dan hanya menunjukkan sepasang tangannya, bukankah sangat disayangkan?
Kayla tersenyum sopan. “Maaf, aku orangnya agak tertutup dan nggak suka diperhatikan. Rekam tanganku saja. Kami tampil di acara ini agar orang–orang lebih memahami profesi kami, nggak masalah kalau aku nggak menunjukkan wajahku.”
Meskipun Owen kecewa, dia tidak memaksa. Dia hanya menganggukkan kepalanya dan berjalan ke hadapan kamera. “Persiapkan diri, ayo mulai!”
Merekam film dokumenter berbeda dengan syuting serial TV. Bintang tamu tidak perlu akting dan menghafal naskah. Kayla hanya melakukan pekerjaannya. Mengenal metode pengambilan gambar dan pengeditan, itu adalah urusan sutradara, dia tidak perlu ikut campur.
Meskipun dia dan Rio memperbaiki benda yang sama, pembagian kerja mereka berbeda. Karena Kayla tidak ingin menunjukkan wajah, mereka direkam secara terpisah dan jarang melakukan adegan bersama.
Di tengah proses pengerjaan, Kayla menyerahkan sesuatu kepada Rio. Rio yang sedang sibuk bekerja
+15 BONUS
pun mengambil barang itu tanpa melihat sehingga dia tidak sengaja memegang tangan Kayla.
Dia tertegun sejenak dan segera melepaskan tangannya. “Maaf.”
“Nggak apa–apa.” Karena sedang direkam, Kayla merendahkan suaranya
Proses syuting berjalan lancar. Kemudian, Owen melakukan wawancara dengan Hardy dan semuanya. selesai. Setelah mengantar orang–orang itu pergi, Hardy mengajak tim pergi makan. Namun, Kayla tidak
ikut.
Rio melirik Kayla yang tampak linglung sambil bertanya, “Key, kulihat suasana hatimu kurang baik. Apa terjadi sesuatu?”
Kayla menyingkirkan tekanan di matanya. Hubungannya dengan Rio tidak begitu akrab, apalagi untuk membicarakan masalah pribadi. “Nggak apa–apa, aku hanya agak lelah.”
“Kalau begitu, jangan bekerja terlalu keras. Ada banyak benda kuno yang tertumpuk di gudang. Sekalipun kita punya delapan tangan, kita juga nggak akan bisa memperbaiki semua itu. Sesekali boleh
bermalas–malasan, kok.”
Kayla tersenyum dan tidak menjawab lagi.
Saat ini, kebetulan Axel meneleponnya. Begitu melihat nama Axel, Kayla teringat akan Theo. Dia
menjawab panggilan dengan kesal, “Ada apa?”
Axel tidak mengetahui apa yang terjadi. Dia kaget ketika mendengar suara kesal Kayla. Setelah terdiam selama beberapa detik, dia pun berkata, “Nona Kayla, bolehkah kamu mengirimkan nomor rekeningmu padaku? Pak Theo menyuruhku mentransfer upah kerja kerasmu.”
Ternyata Axel meneleponnya untuk memberikan uang. Lalu, Kayla pun menyebutkan sebuah nomor rekening. Meskipun 600 miliar itu melayang, upah dari perjalanan ini harus diterima. Kalau tidak, Theo akan untung besar!
Dalam beberapa hari ini, Kayla dan Rio sibuk memperbaiki vas itu. Tim acara datang dua kali lagi untuk merekam ulang cuplikan mereka. Film dokumenter tidak serumit proses syuting drama TV, seminggu. kemudian, film dokumenter ini sudah dapat disiarkan di media sosial.
Hari ini, Axel keluar dari kantor direktur utama sambil menghela napas panjang
Belakangan ini, hari–harinya agak buruk. Karena dia kurang teliti dalam menyelidiki jabatan Kayla di Studio Yunox dan memberikan informasi yang salah kepada Theo, cara Theo memandangnya akhir- akhir ini … ya, seperti sedang memandang sampah.
Dia harus bekerja lebih keras untuk mempertahankan pekerjaannya!
Saat pergi ke ruang istirahat, Axel kebetulan mendengar dua sekretaris wanita sedang memegang ponsel sambil bergosip.
“Nggak, aku nggak menyangka aku akan menjodohkan orang seperti sekarang ini!”
+15 BONUS
*Bagaimana kalau dia adalah wanita jelek atau bibi paruh baya? Mau menjodohkan orang juga harus melihat wajahnya!”
“Nggak mungkin. Dengan ketampanan pria ini dan orang yang menjadi pasangannya juga memiliki tangan yang begitu indah… nggak mungkin jelek.”
Posisi mereka membelakangi pintu. Karena terlalu fokus mengobrol mereka tidak menyadari kedatangan Axel.
Axel melirik gambar di layar ponsel. Kebetulan layar sedang diperbesar sehingga dia dapat melihat sepasang tangan putih
Seketika, dia tertegun. Dia merasa sangat familier dengan suatu tanda di tangan wanita itu. Dia otomatis bertanya, “Acara apa ini?”
COIN BUNDLE: get more free bonus
If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report