Bab 87 Memang Jual Mahal

Viola ingin membangkang lagi, tetapi setelah Kayla sampai di hadapannya, dia pun menyerah. Wanita di sampingnya duluan berbicara, dia adalah pelayan di kafe itu.

“Kukatakan, kukatakan! Nona Kayla

Dia ingin bergegas ke arah Kayla, tetapi seorang pengawal langsung mendorongnya kembali ke posisi

semula.

“Saat itu, aku mengirimkan audio itu ke temanku, lalu…. Dia menunjuk Viola dengan galak, “Lalu, dia mencariku. Dia memaksaku untuk menjual rekaman kamera pengawas kepadanya. Katanya dia adalah adikmu dan rekaman itu akan merusak reputasimu. Kukira dia jujur, jadi kujual rekaman itu padanya. Tapi tak disangka dia begitu licik dan menyebarkan rekaman itu ke media sosial!”

Pengakuan ini tidak sepenuhnya nyata, tetapi Viola tidak membantah. Dia mengangkat kepalanya sambil memandang Kayla dengan arogan. “Memangnya kenapa kalau aku yang menyebarkannya ke media sosial? Kayla, bukannya itu fakta? Aku hanya menyebarkan audio, kalau bukan karena aku menyebarkan fotomu dengan Pak Theo, kamu nggak akan menikah dengan Pak Theo.”

Tiga detik setelah audio itu tersebar, fotonya dan Theo pun menjadi topik hangat.

Viola mendengus dingin. “Ingin menikah dengan Tuan Muda Davin, tapi tidur dengan Pak Theo. Dasar

wanita jalang.”

Kayla menghampirinya. “Kamu yang menyebarkan audio itu ke media sosial?”

“Ya.

“Kamu yang memotret foto aku dan Theo keluar dari hotel?

Seingat Kayla, ketika dia pergi ke hotel … Martin sudah membawa Viola dan ibu tirinya pergi ke luar negeri. Bagaimana mungkin Viola bisa memotretnya?

Viola mengaku dengan lantang, “Ya.”

Kayla mengangguk, lalu mengangkat tangannya untuk menampar Viola!

Kali ini dia mengerahkan seluruh tenaganya. Viola kaget hingga telinganya berdengung. Sepuluh menit kemudian, dia baru bereaksi dan ingin menerjang ke arah Kayla.

“Kayla, beraninya kamu memukulku!”

Namun, sebelum dia sampai di depan Kayla, seorang pengawal sudah menangkapnya.

Viola menatapnya dengan ganas, seolah–olah ingin mencabik–cabik tubuhnya!

Kayla tersenyum sinis. “Apa kamu nggak pantas dipukul?”

+15 BONUS

Dia menatap telapak tangannya yang merah, lalu menggosokkan tangannya ke tubuh Theo dengan jijik.” Tanganku jadi kotor.”

Viola marah hingga tidak bisa berkata–kata.

Theo tertegun.

Dia mengejutkan dua orang sekaligus. Setelah tertekan semalaman, suasana hatinya menjadi lebih

baik. Dia mendengus ke arah Theo, lalu berbalik pergi.

Setelah masuk ke dalam mobil, Theo menatapnya sambil bertanya dengan tenang, “Hanya begitu?”

*Jadi, mau bagaimana lagi? Nggak mungkin aku membunuhnya, “kan?”

Dia tidak mungkin melupakan hal ini begitu saja, tetapi dengan sifat licik Viola, kalau dia ingin

melampiaskan amarahnya dengan cara memukul Viola, dia akan merugikan diri sendiri.

Theo menatap telapak tangan Kayla yang memerah. “Apa tanganmu sakit?”

Kayla sontak menyembunyikan tangannya di belakang punggung. Dia berpikir Theo pasti ingin menjebaknya, mengapa tiba–tiba menanyakan tangannya? Theo tidak mungkin tiba–tiba perhatian padanya, ‘kan?

“Apa yang ingin kamu lakukan?

Theo memandangnya dengan tatapan menghina. “Takut kamu memerasku.”

Ucapan Theo sungguh kasar. Seharusnya.dia bisu!

Theo mengantar Kayla kembali ke apartemen. Ketika dia masih memikirkan bagaimana caranya agar Theo tidak mengikutinya naik ke atas, Theo tiba–tiba berkata dengan kesal “Sudah sampai kenapa nggak turun? Ingin kuantar sampai depan rumah? Kayla, kamu memang lagi jual mahal”

Kayla melepaskan sabuk pengaman dengan marah, lalu melemparkan bantal di pinggangnya ke wajah

Theo. 1

“Jual mahal apaan, dasar bodoh!”

Theo tidak menyangka Kayla akan menyerangnya secara tiba–tiba sehingga lemparan itu menghantam wajahnya dengan akurat, dia menggertakkan giginya sambil berseru, “Kayla, kamu….

Sebelum dia selesai berbicara, terdengar suara bantingan pintu.

Tanpa ragu–ragu, Kayla langsung pergi. Langkahnya sangat cepat, seperti sedang dikejar anjing!

Keesokan harinya, kabar soal Theo melindungi Raline tersebar. Semua orang di ruangan pribadi tahu bahwa Raline adalah kekasih Theo yang tidak boleh disinggung dan rumor ini segera sampai di telinga

Evi. 1

Sore hari, Kayla menerima telepon dari Evi. Evi memintanya dan Theo pulang ke rumah tua untuk makan

bersama.

Awalnya, Kayla ingin menolak, tetapi sebelum dia menemukan alasan yang cocok, Evi sudah

memutuskan. “Sampai jumpa nanti, akan kusuruh pelayan memasakkan lauk favoritmu. Theo akan pergi

menjemputmu.”

“Bu, nggak usah….”

Dia bisa pulang sendiri.

Namun, sebelum dia menolak, telepon sudah diakhiri.

Melihat bahwa dirinya tidak bisa melarikan diri, Kayla pun memutuskan untuk pulang sendiri. Beberapa

hari yang lalu, dia sudah membeli mobil.

Ketika dia mengambil kunci mobil dan hendak keluar, Theo meneleponnya. “Turun.”

Kayla berseru dalam hati, ‘Menyebalkan sekali!‘

Ketika dia keluar dari gedung, dia melihat Bentley hitam yang diparkir di pinggir jalan. Jendela mobil setengah terbuka sehingga wajah Theo pun terlihat. “Masuk.”

“Nggak, aku akan mengemudi sendiri.

“Ibu menyuruhku menjemputmu.” Mata Theo tertuju pada kunci mobil di tangan Kayla, dia bertanya

dengan penuh maksud, Kamu punya uang untuk membeli mobil?”

Kayla mengerutkan keningnya sambil menjawab dalam hati, “Bukan urusanmu.”

Namun, Theo malas berbasabasi dengannya. Theo langsung keluar dari mobil dan memasukkannya ke

dalam mobil secara paksa.

Kemudian, mobil meninggalkan kompleks dan melaju menuju rumah tua Keluarga Oliver.

Theo melihat jalan sambil berkata dengan tenang. “Sepertinya Ibu mengetahui kejadian semalam. Kalau Ibu bertanya, kamu sudah tahu harus bagaimana menanggapinya, ‘kan?”

Kayla mendengus dingin. Pantas saja Theo begitu rajin datang menjemputnya, ternyata membutuhkan bantuannya.

Dia menatap Theo. Rahang Theo sangat tajam dan jakunnya menonjol. Ketika melihat ke arah kerah kemeja, Theo tampak sangat kekar dan seksi.

Kayla tahu bahwa Theo sangat tampan, bisa dibilang dia sebanding dengan aktor yang digemari oleh banyak wanita cantik. Selain tampan, dia juga bucin, inilah kelebihannya.

Sayangnya, pria sebaik ini tidak mencintainya.

Kayla berkata dengan cuek, “Tenang saja, aku nggak akan menjelek–jelekkan Raline di depan Ibu.”

+15 BONUSS

Sekarang, dia hanya ingin bercerai. Kalau dia memisahkan Raline dan Theo, dengan sifat pendendam Theo, Theo pasti akan menghabisinya.

Daripada berbuat seperti ini, lebih baik dia membiarkan mereka bersatu. Dengan begitu, Theo tidak akan mengganggunya lagi!

Theo menoleh ke arahnya dengan dingin. Tatapannya seolah–olah ingin membekukan Kayla.

Melihat tatapan Theo, Kayla mengira Theo tidak memercayainya. Dia mengangkat tangannya untuk bersumpah. “Aku janji akan memuji Nona Raline sebisa mungkin agar Ibu menyetujui hubungan kalian. Dengan begitu, kalian bisa lanjut ke pelaminan.”

Kalau Theo dan Raline menikah, perceraiannya dengan Theo akan berjalan lancar.

Setelah dipikir–pikir, Kayla merasa cara ini sangat efektif. Jadi, Kayla bertanya dengan penuh perhatian,” Omong–omong, kenapa Ibu menentang hubunganmu dengan Raline?”

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report