Bab 99 Mengajarinya Cara Merayu Pria

Mereka berpisah dengan keadaan tidak menyenangkan. Begitu meninggalkan Perusahaan Oliver, Kayla

langsung menghubungi Morgan. “Aku mau gugat ceral.”

Sebelumnya Morgan sudah menguraikan pro dan kontra dari menggugat cerai, jadi sekarang Morgan. pun tidak banyak bicara. Dia langsung menyampaikan dokumen apa saja yang perlu disiapkan Kayla.

Setelah menutup telepon, Kayla mengembuskan napas panjang.

Awalnya, Kayla tidak ingin memperburuk keadaan. Dia hanya ingin bercerai secara diam–diam. Bagaimanapun, keluarga bangsawan seperti Keluarga Oliver sering diawasi wartawan, rumor sekecil apa pun dapat menimbulkan sensasi besar. Dia tidak ingin masa terpuruk dalam pernikahannya

terekspos ke publik, apalagi sampai dibahas, dikasihani dan diejek orang.

Tak disangka, pada akhirnya dia tetap harus berhadapan dengan Theo di pengadilan.

Dia mencari sebuah kafe, lalu memesan camilan. Satu jam kemudian, dia berjanji untuk bertemu dengan

seseorang di sini.

Pukul 6.40, seorang pria yang mengenakan jaket panjang berwarna hitam dan masker melirik ke sekeliling kafe, lalu berjalan menghampiri Kayla.

“Nona Kayla.

Dylan melepas maskernya, lalu berkata pada pelayan yang menghampirinya, “Segelas Amerikano.”

“Aku ingin memintamu menyelidiki seseorang.” Kayla memilih foto orang yang ingin dia selidiki, lalu menunjukkannya pada Dylan.

Sebelumnya Dylan adalah seorang wartawan yang cukup terampil. Dia selalu melaporkan berita yang tidak diperoleh wartawan lain. Selain itu, dia selalu mempersiapkan bukti sebelum menyebarkan berita hingga membuat selebritas dan bos besar yang melakukan kejahatan ketakutan.

Belakangan ini, karena dia terlalu mencuri perhatian publik, dia diberi pelajaran berat hingga tergeletak di tanah seperti seekor anjing yang mati.

Kebetulan, Kayla–lah menyelamatkannya dan dia pun berutang nyawa pada Kayla.

Melihat foto itu, Dylan mengangkat alisnya sambil bertanya, “Hasil seperti apa yang kamu inginkan?”

Dia bisa menebak Kayla mencarinya bukan untuk memperoleh informasi dasar yang bisa didapatkan oleh orang lain.

Kayla memandang Viola yang tampak sombong dan arogan di foto, lalu berkata dengan pelan, “Yang bisa merusak reputasinya.”

Dylan tidak lanjut bertanya. Dia mengeluarkan ponselnya untuk memotret foto Viola, lalu menanyakan

latar belakang Viola. “Aku akan menghubungimu setelah mendapatkan informasi

Penyelidikan seperti ini nfudah ketahuan kalau pelaku saling mengirim pesan.

“Bantu aku selidiki Theo, terutama soal hubungannya dengan wanita.

+A

Dylan menggelengkan kepalanya. “Aku pernah membuntutinya. Baru saja mutai, sudah ditangkap. Terlebih lagi, Perusahaan Oliver hampir memonopoli semua industri di Kota Bapura, semua hal yang terekspos selama beberapa tahun ini adalah hal yang bersedia dia ekspos.”

Tentu saja, dia pernah memberanikan diri untuk mencoba. Namun, beberapa menit setelah dilaporan. berita langsung dihapus. Dia tidak mungkin mencelakai dirinya demi berita hangat yang bertahan selama beberapa menit itu, zaman sekarang sudah tidak ada orang sebodoh itu.

Meskipun Kayla sudah menduga jawaban ini, dia tetap kecewa. “Oke, kalau begitu tolong selidiki Viola

saja.”

Setelah selesai mengobrol, kopi baru disajikan. Namun, Dylan tidak tinggal lebih lama, dia langoung mengambil kopi itu dan pergi.

Kayla tidak terburu–buru untuk pergi. Dia duduk sambil menikmati kopinya. Ponsel di meja bergetar beberapa kali, dia mengklik untuk melihat notifikasi. Martin mengirimnya pesan yang mengharukan.

Sebelumnya Martin membahas masa depan dan menceramahinya soal betapa pentingnya kesejahteraan keluarga. Karena diabaikan, sekarang Martin pun mulai mengenang masa lalu.

Namun, Martin tidak tahu, sejak ibunya meninggal, semua kenangannya soal keluarga sudah berubah menjadi kebencian. Kebencian terhadap Martin, Viola dan ibu tirinya.

Namun, karena dana yang diberikan Theo akan segera habis, Viola yang merupakan seorang pemimpin eksekutif akan berubah menjadi wanita malang yang dihujat oleh banyak orang.

Berbeda dengan Kayla yang berpuas diri, Raline yang sedang berada di apartemen sangat marah!

Dia melempar semua benda di atas meja hingga lantai sangat berserakan.

Karin yang sedang duduk di sofa menatapnya dengan dingin, tetapi tidak menghentikannya ataupun menceramahinya. Setelah Raline melampiaskan semua arahnya, Karin pun berkata, “Apa gunanya kamu melempar barang di depanku? Apa kamu berharap aku membantumu menegakkan keadilan?”

Karin melirik Raline dengan galak. Bekas tamparan di wajahnya sudah tidak terlihat, tetapi karena dia baru saja emosi, wajahnya memerah. Didukung dengan parasnya yang indah, dia tampak sangat

menawan.

Namun, mengingat sifat Raline, Karin otomatis menggelengkan kepalanya. Dia sibuk mencari uang. tetapi Raline malah mengacaukan segalanya, sungguh bodoh.

Sayangnya, sekarang nasibnya terikat dengan wanita bodoh ini!

“Kamu nggak perlu mengkhawatirkan soal lukisan, akan aku atasi. Sekarang yang paling penting adalah

+15 BONUS

membuat Pak Theo kembali mencintaimu. Kalau dia mencintaimu, dia akan mengabaikan semua hal yang pernah kamu lakukan. Setelah dipikir–pikir, Karin pun berkata, “Besok aku akan mencari orang yang bisa mengajarimu cara merayu pria.

Raline seolah–olah merasa dipermalukan, dia menggigit bibirnya dengan kuat. “Kamu menyuruhku…

merayunya?”

‘Benar.”

“Apa kamu kira dirimu adalah peri yang bisa membuat orang jatuh cinta padamu tanpa melakukan apa

pun?”

Karin berusaha keras untuk tidak melontarkan kata–kata sinis itu. Dia berkata dengan sabar, Raline, aku tahu kamu baik hati, tapi cara ini nggak efektif untuk mendapatkan hati Pak Theo. Sekarang kamu masih bisa muncul di hadapannya, bagaimana kalau suatu hari dia ingin menyingkirkanmu dari hidupnya? Jangan terlalu memuliakan cinta seorang pria, sekarang dia nggak mencintaimu, kelak mungkin dia

akan melupakanmu?”

Awalnya, Karin mengira kata–kata ini akan membuat Raline sadar, tetapi Raline malah membantah dengan tegas, “Nggak akan.”

Karin kaget. “Apa?”

“Dia nggak akan melarangku muncul di hadapannya.

Melihat ekspresi Raline yang begitu tenang, Karin pun bertanya, “Kenapa?”

Raline hanya menjawab secara singkat, “Pokoknya nggak akan.”

Karin terdiam. Pejuang cinta mana yang tidak sepercaya diri ini?

Namun, dia sudah mengatakan semua hal yang harus dikatakan. Kalau Raline masih belum sadar, dia tidak mungkin membuka tempurung kepala Raline dan masuk ke dalam, bukan?

Dalam beberapa hari berikutnya, Kayla mempersiapkan dokumen yang diperlukan untuk bercerai. Morgan bertemu dengannya sekali. “Nona Kayla, setiap kasus yang Pak Darius tangani dapat menjadi sejarah yang bermanfaat. Aku nggak yakin bisa menang dalam melawannya.”

Dia tidak menyembunyikan hasil ini.

Darius sudah berkecimpung dalam bidang ini selama bertahun–tahun dan tidak pernah gagal. Dia tidak yakin dirinya bisa menjadi orang pertama atau bahkan satu–satunya orang yang dapat menandingi

Darius.

Apalagi kasus perdata berbeda dengan kasus pidana karena emosi yang terlibat lebih bervariasi.

Kayla menjawab, “Oke.”

+15 BONUS

Dia sudah mempersiapkan diri untuk masuk ke dalam medan perang ini.

Seminggu setelah gugatan diajukan, sidang digelar, Mengingat status Theo, sidang tidak dilakukan secara terbuka.

Ruang istirahat pengadilan.

Hari ini adalah pertama kalinya Kayla bertemu dengan Theo sejak bertengkar di Perusahaan Oliver. Dia mengenakan pakaian formal dan auranya lebih dingin dari biasanya. Darius yang berdiri di sampingnyal pun ditutupi oleh auranya.

Dia bahkan tidak melihat Kayla dan langsung berjalan menuju kursi kosong di samping.

Suasana di ruang tunggu yang kecil pun menjadi sangat canggung.

Kayla mengatupkan bibirnya sambil mencairkan suasana yang mencekam ini. “Theo, ruang tunggumu

ada di sebelah.”

COIN BUNDLE: get more free bonus

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report