Ruang Untukmu -
Bad 664
Bad 664
Bab 664
Begitu Arya masuk ke dalam mobil, pengawal yang mengemudi langsung duduk tegak dan memasangwajah
serius.
Sementara itu, Meila, yang melihat Arya masuk ke mobil Salsa, sangat marah. Sayang sekali mobilsudah mulai bergerak. Jika belum, Meila akan menuntut pindah ke mobilnya sebagai gantinya,
Setelah masuk ke dalam mobil, Arya menutup matanya seolah-olah dia akan tidur siang Matahari soremenyinari wajahnya, menunjukkan sosok elegan dan halus dari wajahnya yang tampan,
Arya tidak mengucapkan sepatah kata pun, yang menyebabkan suasana di dalam mobil terasacanggung Semua orang bisa merasakan tekanan yang sangat besar yang diam-diam menimpa mereka.
Semua kegembiraan yang memusingkan telah hilang dari pikiran Salsa. Kenapa Arya ada di sini?
Setelah setengah jam berkendara, akhirnya mereka sampai di sebuah hutan lebat. Bagian sisa dariperjalanan mereka akan membawa mereka melewati jalan tanah, bukan jalan beraspal, sehinggaperjalanan menjadi bergelombang.
Pohon-pohon besar berbaris di kedua sisi jalan, memberi mereka keteduhan dan mengubah cuacapanas menjadi semilir. .
Dengan peramal yang memimpin, mobil berhasil melewati jalan pegunungan di depan mereka. JantungSalsa berdebar kencang sepanjang waktu. Ketika kemiringan sampai hampir 60 derajat, tangannyamenggenggam lengan yang lain dengan panik.
Lengan itu milik Arya.
“Semua akan baik-baik saja,” kata Arya ketika dia melihat betapa pucatnya Salsa.
“Apakah kita masih akan naik?” Salsa merasa ketakutan. Saat itu, mobil SUV berhenti di dataranberumput yang datar dan rata.
Meila segera berlari keluar dari mobilnya dan berlutut saat dia muntah. Meila dibesarkan dalamkemewahan. Perjalanan mendaki gunung sangat sulit baginya.
Karena kebaikan hatinya, Salsa memberinya beberapa tisu. “Apakah Anda baik-baik saja, Nona Meila?”
Meskipun Meila menerima tisu yang ditawarkan, Meila tetap memelototi Salsa. Apakah Salsamenertawakannya?
“Tuan Muda Arya, kita harus berjalan lebih lama lagi sebelum kita bisa tiba di tempat tujuan.”
“Apa? Kita masih harus berjalan!” Meila memprotes keras. Kenapa dia ikut? Yang dia dapatkan hanyalahrasa sakit dan penderitaan.
“Berapa lama kita harus berjalan?”
“Sekitar dua puluh menit atau lebih,” jawab peramal.
“Istirahatlah di dalam mobil,” kata Arya pada Meila. Arya kemudian melirik Salsa. “Bisakah kamuberjalan?”
Tidak ingin tinggal untuk melayani Meila, Salsa buru-buru mengangguk. “Ya, berjalan tidak menjadimasalah buat saya.”
“Jangan pergi, Salsa. Tetaplah bersama saya,” kata Meila tiba-tiba. Meila tidak akan memberi Salsakesempatan untuk berjalan-jalan dengan Arya. Meila harus memisahkan mereka.
“Angga,” kata Arya, menunjuk ke pengawal muda yang disukai Salsa, “kamu akan tetap disini untukmenjaga Nona Meila.”
“Baik, Tuan,” jawab Angga mengangguk.
“Kalau begitu, saya ikut denganmu juga,” Meila berkata sambil menggertakan gigi, dipenuhi rasafrustrasi. Namun, begitu Meila mengatakan itu, dia mulai muntah sekali lagi.
“Kami memiliki pendakian yang sulit di depan. Kamu sebaiknya beristirahat di sini saja.” Arya kemudianberjalan pergi menuju jalan setapak yang berputar ke atas gunung.
Salsa merasa kecewa. Salsa berharap Angga akan mendaki bersama mereka.
Empat pengawal mengikuti mereka ke atas gunung, sementara dua pengawal lainnya tetap tinggal untukberjaga. Saat Arya mengenakan pakaian atletik berwarna hitam dengan kacamata hitam, citranyasebagai pemuda yang beradab tetap kuat, bahkan di pegunungan.
Salsa juga mengenakan satu set pakaian atletik dengan sepatu yang cocok untuk mendaki, tetapipendakian berikutnya sulit baginya. Hanya ada jalan kecil yang berkelok-kelok melewati hutan. Ketikamereka sampai di lereng yang licin akibat hujan, kaki jenjang Arya membantunya ke atas dengan aman,saat Salsa mendaki dengan bantuan ranting-ranting di sekelilingnya. Saat itu, sebuah tangan terulur dihadapannya.
Salsa mendongak dan melihat bahwa Arya yang menawarkan untuk menariknya.
Ada keraguan sesaat sebelum Salsa menerima tawaran itu. Saat Salsa meletakkan tangannya di tanganArya, dia diseret ke atas lereng dengan kuat.
“Aah!!” Salsa melingkarkan lengannya erat-erat di pinggang Arya, takut jatuh saat Salsa mencobamenyeimbangkan dirinya.
“Maafkan saya!” Takut Salsa telah menyinggung perasaannya, Salsa buru-buru menjauh begitu Salsamendapatkan kembali keseimbangannya.
If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report