Ruang Untukmu
Bad 983

Bad 983

Bab 983

“Jadi, kamu mengaku memeras saya, bukan?” tanya Anita dengan penuh amarah, matanya yangindah menyipit.

“Dasar culas! Apa katamu? Sebenarnya kamu tidak mau menyerahkan uang itu, bukan? Saya sudahselesai mengedit semua fotomu dan menyimpannya di Cloud saya. Jika kamu tidak mau membayar,saya akan mengunggah foto itu ke internet agar seluruh dunia dapat menikmatinya dan kamu bisamengucapkan selamat tinggal pada reputasimu.”

Darma dengan bangga mengancam Anita sampai dia merasa telapak tangan yang besarmencengkeram bahunya dengan serangan yang bisa menghancurkan tulang. Dia berusaha membalikbadan untuk melihat siapa pelakunya, tetapi punggungnya dihantam hingga tersungkur dan tidak bisaberkutik lagi. Setelah itu, sepatu militer menginjak dada dan tulang rusuknya sampai hampir remuk,membuatnya menjerit kesakitan.

“Ah… Ah… sakit! Siapa kamu?” wajah Darma membiru, sampai mengeluarkan keringat dingin. Pelakumasih terus menginjak–injakkan kakinya ke dada Darma yang sangat malu disungkurkan ke tanah.

Namun, injakan kaki di atas dadanya tiba–tiba semakin menguat dan rasa sakitnya terasa semakinmeninggi, membuatnya memekik memohon–mohon. “Lepaskan saya… Saya mohon lepaskan saya.Angkat kakimu. Tulang rusuk saya bisa hancur!”

Anita memelukkan lengannya pada tubuhnya sambil menyaksikan kericuhan itu. Saat melihat Darmamemohon seperti anjing, Anita menyadari betapa bodohnya dia telah ditipu oleh laki–laki seperti itu.

Setelah mengangkat kakinya, Raditya menghantam wajah Darma, membuat darah tersembur darimulutnya bersama gigi yang terlepas; pemandangan ini sangat mengerikan.

“Ah…” Hampir pingsan karena kesakitan, Darma mendapat kesempatan terang dan segera memohonpada Anita. Dia berlutut di atas rumput sambil meminta belas kasihan darinya dengan suara pilu,“Tolong. Anita, katakan kepada pengawalmu untuk berhenti memukuli saya. Saya mohon, tolonglah!Saya berjanji tidak akan melakukannya lagi.”

“Kamu salali. Dia bukan pengawal saya. Dia kekasih dan calon suami saya,” jawab Anita sambiltersenyum.

Mata Raditya yang berapi–api seketika melunak karena merasa gembira demi mendengar sebutanuntuk dirinya.

Darma, yang mengerang kesakitan, dengan heran menoleh ke orang yang sudah memukulinya–laki–laki tampan dengan aura mencekam. Di mana Anita bisa mendapatkan laki–laki macam ini menjadipacarnya? Tidak diragukan lagi, ini membuatnya cemburu.

“Saya bisa saja menghabisimu sampai mati jika tidak mau menjebloskanmu ke penjara,” Radityamenggerakkan giginya, merasa muak dengan ancaman dan kebencian Darma terhadap Anita.Bagaimana bisa bajingan ini begitu beruntung dapat menghabiskan tiga tahun bersama kekasih saya?

Setelah berpikir begitu, dia ingin menendang tulang kering Darma dua kali lagi.

“Anital Anita, tolong maafkan sayal” Menggeliat gemetar seperti tikus, Darma sangat ketakutan sampaimenyikut Anita, tetapi dia melangkah mundur karena jijik dan berseru, “Darma, kamu akan membayarlunas atas apa yang sudah kamu lakukan.”

Saat itu, dia baru sadar kenapa Anita dengan mudah mau mengikuti alur rencananya, Lupakan uangitu; yang Anita rencanakan adalah mengumpulkan bukti untuk mengirimnya langsung ke penjara!

“Anita, tolong lepaskan saya! Saya mohon sekali Saya minta maaf, sungguh! Saya sudah khilaf, danberjanji tidak akan melakukannya lagi,” mohon Darma dengan wajah bengkak.

“Dengar, saya akan menyewa pengacara terbaik dan menggugatmu dengan hukuman terberat,” ujarAnita. Dia tidak berniat sama sekali melepaskannya begitu saja.

“Kamu….. Anita, kamu tidak bisa memperlakukan saya seperti ini. Saya mencintaimu. Saya benar–benar mencintaimu!” Dia mulai berkata omong kosong.

Yang tidak diketahuinya adalah bahwa omong kosongnya itu telah membuat marah seseorang. Tanparagu- ragu, Raditya kembali menjatuhkan Darma ke tanah lalu berteriak dengan marah, “Seorangbajingan tengik sepertimu tidak pantas berkata seperti itu!”

Mendengar ucapannya, sudut bibir Anita berdenyut.

“Anita, kekasihmu sudah menyiksa saya! Apakah kamu tahu? Saya akan menggugat pacarbrengsekmu ini dan membuatnya membayar atas tindakannya ini!” teriak Darma kesakitan.

Perempuan itu kemudian berjongkok sambil tersenyum dan berkata, “Iya, saya yang menyuruhnya.Kenapa, kamu tidak suka? Jika tidak puas, saya akan menyuruhnya untuk menanggalkan gigimu lebihbanyak lagi.”

Terperanjat mendengar ucapannya, laki–laki yang terkapar itu ketakutan sampai merangkak kebelakang. Terlepas gambaran Anita yang seperti perempuan muda temperamental di depannya, diajustru menganggap kalau perempuan ini bisa bersikap sangat dingin. Berdarah dingin.

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report