Ruang Untukmu -
Bad 987
Bad 987
Bab 987
Ciuman Raditya terasa lebih menggebu–gebu dari biasanya malam ini. Mungkin, mungkin karena barusaja mengonsumsi minuman beralkohol.
Sekitar pukul 10 malam, Raditya akhirnya sadar dari mabuk. Dia harus mengantar Panji pulang karenaPanji terlalu mabuk untuk pulang sendiri.
“Hati–hati mengemudi mobilnya.” Anita dan keluarganya mengantar mereka ke mobil.
Di sisi lain Guntur pun terlalu mabuk untuk mengemudi mobil. Maka, Anita yang menjadi sopir danmengantar kedua orang tuanya pulang ke rumah. Di dalam mobil, dia mendengar Darwanti mengeluh,“Mengapa kamu minum banyak sekali?”
“Karena saya merasa senang.” Guntur terkekeh–kekeh bahagia.
“Apa yang membuatmu senang?!”
“Putri kita telah menemukan pasangan yang cocok dan calon menantu kita sangat luar biasamengesankan. Tentu saja, saya bahagia!”
Saat itu, Anita
yang sedang mengemudi–tidak bisa menahan tawanya. Sementara itu, Darwanti juga tidak bisamenahan tawanya. “Kamu harus melihat tampangmu yang konyol itu!”
Malam itu, Anita mengirim pesan pada Raditya untuk mengutarakan kekhawatirannya mengenaikondisi Panji. Panji adalah pemabuk berat maka hanya perlu tidur nyenyak dan pulih dan segarkembali keesokan harinya.
Keesokan harinya, hari Jumat, dia sudah membuat janji untuk mengambil gaun untuk persiapanperjamuan
malam nanti.
Awalnya Anita ingin meminta Raditya untuk menyusul agar bisa memilih jas untuknya tetapi setelahmeneleponnya, dia diberitahu kalau Raditya sedang sibuk sehingga tidak bisa datang. Selain itu,ibunya juga sudah menyiapkan pakaian untuknya.
Begitu menyadari kalau akan bertemu dengan calon ibu mertuanya, Anita tak bisa menahankegugupannya.
Darwanti menemaninya memilih gaun untuk perjamuan itu. Anita menginginkan gaun yang elegantetapi tetap konservatif untuk acara malam ini. Selama keanggunan dan kecantikannya bisa terpancardari gaunnya, model tidak terlalu masalah baginya.
Anita memiliki kulit yang putih dan tubuh yang ramping sehingga tetap akan terlihat bagus dalambalutan gaun model apapun. Tak lama kemudian, dia memilih gaun malam berwarna emas yang agakberkilauan. Dia juga menyiapkan perias yang sudah dijadwalkan untuk tiba di rumahnya pukul tiga soreuntuk mematut wajahnya.
Dia kurang tidur malam sebelumnya sehingga dia tidur sejenak sore itu. Setelah bangun, dia punmerasa sudah cukup beristirahat dan bersemangat kembali. Kulitnya juga terlihat lebih kenyal danmulus daripada sebelumnya.
Beberapa saat lagi, Raditya akan datang untuk menjemputnya. Maka, dia memulai sesi meriaswajahnya.
1/2
disematkan di belakang kepalanya. Tidak perlu hiasan lain karena fitur dirinya sendiri sudah cukupmemukau.
Riasan wajah yang sederhana dan segar sangat mempesona dan menonjolkan kecantikannya.
Pukul lima sore, di pintu masuk kediaman Maldino, mobil hitam yang dikendarai Raditya mendekat.Setelan jasnya untuk malam ini sedikit terlihat lebih formal. Dia memakai kemeja berwarna gelapdengan dasi dan jas yang pas di tubuhnya. Dia terlihat seperti model kelas atas.
Dia berdiri di pintu masuk bak Pangeran Tampan yang sedang menunggu putri kencannya malam ini.Di sisi Jain, Anita keluar dengan jaket berwarna kulit di lengannya, dan memang terlihat seperti putrikerajaan. Dia tampak menawan, cantik, tenang dan anggun.
Darwanti mendekat sambil tersenyum. “Raditya, Ibu serahkan Anita padamu malam ini.”
“Jangan khawatir, Nyonya Maldino. Saya pasti akan menjaganya.” Raditya mengangguk.
Suara dan ekspresinya memberi perasaan aman dan Anita mengulurkan tangan untuk menggandenglengannya dan berbalik sambil berkata pada Darwanti, “Ibu, kami pergi dulu.”
“Selamat bersenang–senang.” Darwanti mengantar dan menyaksikan kepergian mereka. Sekejap diaseperti melihat mereka pada hari pernikahan dan tidak bisa menahan air matanya saatmembayangkan hal itu. Gadis
kecil saya akan segera menikah.
Perilaku Raditya sangat jantansaat membuka pintu bangku penumpang untuk Anita. Ketika Anitamenunduk untuk masuk ke dalam, secara refleks dia meletakkan tangannya di bingkai pintu untukmelindungi
kepalanya.
Mobilnya kemudian bergerak dengan anggun di bawah kelap–kelip sinar lampu di sekitarnya, rasanyaseakan suasana yang romantis telah menyebar di kota itu.
Acara perjamuan diadakan di gedung mewah kelas dunia, tempatnya juga bukan sekadar aula hotelbiasa. Para tamu yang diundang adalah kolega Starla di mana dia ingin menunjukkan rasa terimakasihnnya dan mereka terdiri dari kalangan atas, berpengaruh, dan bahkan dari kalangan biasa.
Mereka semua merasa terhormat dapat diundang ke sana.
wwwwe vir ve y
Anita kemudian dibawa ke dalam gedung perjamuan oleh Raditya yang menggandeng tangannya.Starla – yang sedang menyambut para tamu di pintu masuk–langsung melihat saat mereka melangkahmasuk dan tampak ekspresi terkejut dan bahagia di wajahnya saat dia mendekati keduanya dengananggun dan tenang.
“Raditya, akhirnya kalian berdua tiba juga di sini.”
“Halo, Nyonya Hernadar.” Dengan cepat Anita menyapa Starla.
“Kamu pasti Anita, kekasih Raditya. Kamu sangat cantik.” Starla langsung menyukai Anita.
“Ibu tampak sibuk. Kalau begitu kami akan masuk ke dalam dan duduk di sana.” Raditya tidak inginmengganggu Starla yang sedang sibuk menyapa tamu.
“Tentu, silakan masuk saja dan carilah tempat duduk di dalam. Jaga Nona Maldino ini.” Starlamengangguk
If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report