Bab 752

Bukannya Nara tidak punya baju renang tetapi bagaimana bisa ada orang yang meminjam barang seperti ini kepada orang lain?

"Maaf, aku jarang berenang jadi tidak punya baju renang di rumah."

"Bagaimana kalau aku meminta seseorang untuk mengirimkan satu set untukmu?”

Nara menjawab dengan sopan.

Meskipun si Vivi ini sangat menyebalkan tetapi bagaimanapun juga tante ketiganya selalu memperlakukannya dengan baik disaat dia kecil dulu sehingga jasa dan kebaikannya ini harus tetap diingat. Vivi langsung panik: "Bagaimana mungkin?"

"Dengan kolam renang yang begitu besar di rumah masa kau tidak punya satupun baju renang?"

"Orang-orang di negara kalian ini benar-benar terlalu kuno dan sama sekali tidak bisa menikmati kesenangan."

Nara merasa geram sekali dan ingin marah tetapi pada akhirnya dia tidak membantahnya karena bagaimanapun juga dia adalah anak dari tante ketiganya.

Vivi bergumam sebentar lalu mengibaskan tangannya dan berkata, "Sudahlah, nanti kau minta seseorang untuk mengantarkan aku satu set pakaian renang saja.

"Cepat yah, kalau tidak nanti teman-temanku sudah mau pergi bekerja dan pergi ke kelas. Nanti mereka tidak bisa melihat unggahanku!"

"Kalau teman-temanku tidak bisa melihatku, mereka pasti akan merasa sangat kecewa sekali."

Nara merasa sangat tidak berdaya jadi mau tak mau dia hanya bisa menelepon sekretarisnya dan memintanya untuk membawakan satu set baju renang.

Tetapi siapa sangka tepat setelah dia menyelesaikan panggilan teleponnya, Vivi yang sudah pergi tadi kembali lagi: "Oh yah, ngomong-ngomong kakak sepupu, tolong kau beritahu orang itu." "Kulitku tipe sensitif jadi kualitas baju renangnya tidak boleh terlalu buruk."

"Kalau tidak nyaman dipakai nanti kulitku akan muncul ruam."

Nara merasa sangat tidak berdaya. Sepupunya ini benar-benar sangat sulit untuk dilayani.

Dua puluh menit kemudian, sebuah Porsche melaju hingga ke depan pintu mansion. Sekretaris Nara turun dari dalam mobil dan menyerahkan sebuah tas kepada Nara: "Direktur Shu, ini adalah baju renang yang kau inginkan."

"Tadi kau tidak mengatakan merek apa yang kau inginkan jadi aku membuat keputusan sendiri dan pergi ke Chanel untuk membeli satu set."

"Kalau kau merasa tidak nyaman, aku bisa membantumu untuk menggantinya dengan merek lain."

Sekretarisnya ini cukup bijaksana.

Dia mengira Nara sendiri yang menghendaki baju renangnya sehingga dia memilihnya dengan

hati-hati.

Nara tersenyum dan berkata, "Ini sudah cukup.”

“Maaf pagi-pagi sudah merepotkanmu!"

Dengan cepat sekretaris itu berkata, "Direktur Shu, kau terlalu sungkan."

"Kalau tidak ada hal lainnya lagi, aku akan pergi dulu."

Nara mengangguk.

Sekretaris itu pergi dengan mobil Porschenya.

Pada saat ini, Vivi dan Jayden sedang duduk di halaman dan memperhatikan ini semua.

Vivi segera bergegas: "kakak sepupu, apa itu temanmu?"

"Waah, dia membawa Porsche loh. Keren banget!"

"Apa keluarganya kaya?"

Hana yang baru saja berjalan ke depan pintu langsung mendengus dengan dingin saat mendengar ucapan mereka. "Teman apanya?"

"Dia itu sekretaris kakakku!"

Mata Vivi membelalak dengan lebar. "Apa? Sekretaris apa?"

Hana berkata: "Sekretaris pribadi kakak-ku ini tugas utamanya adalah membantu kakak-ku dengan pekerjaan sehari-harinya!"

Jayden juga tercengang: "Kakak sepupu, memangnya apa pekerjaanmu?"

"Sehingga kau bisa memiliki sekretaris pribadi sendiri?"

Dengan bangga Hana berkata, “Kakak-ku adalah CEO perusahaan farmasi Shu dan dia bertanggung jawab penuh atas perusahaan itu!" "Perusahaan sebesar itu apa bisa tanpa adanya sekretaris?"

Jayden dan Vivi tercengang.

Sejak semalam hingga sekarang, mereka belum sempat bertanya tentang Nara dan keluarganya.

Bahkan, saat di luar negeri pun, Anissa selalu menceritakan tentang kemiskinan keluarga Alina.

Oleh karena itu, di alam bawah sadar mereka merasa bahwa kerabat miskin mereka ini selalu ingin mengambil keuntungan di setiap waktu.

Kalau kali ini bukan karena Anissa yang ingin pulang kesini, mereka juga merasa malas untuk ikut pulang dan menghadiri apa yang dinamakan pertemuan keluarga ini.

Mereka juga merasa enggan untuk bertanya tentang situasi keluarga Shu saat ini karena menurut mereka keluarga ini terlalu miskin dan mereka merasa malu. Tetapi sekarang mereka semua benar-benar dibuat terkejut.

Vivi menatap Nara dengan tercengang: "Kakak sepupu, apa benar seperti itu?”

"Apa kau benar-benar seorang CEO perusahaan?"

"Apa... apa itu adalah perusahaan yang besar?"

Hana mendengus dingin: "Apa masih bisa palsu?"

"Sekretarisnya saja membawa mobil Porsche. Menurutmu seberapa besar perusahaannya?"

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report