Menantu Dewa Obat -
Bab 883
Bab 883
Setelah selesai makan, mereka semua duduk di sofa.
Diam
diam Vivi mengamati Reva dan Nara. Dia ingin lihat apakah obatnya sudah mulai bereaksi di dalam tubuh mereka.
Tiba
tiba sebuah pesan SMS masuk ke ponselnya.
Saat dia membukanya ternyata itu adalah SMS dari Peter.
Vivi langsung melihatnya dengan tatapan menghina.
Tadinya dia menganggap Peter sebagai pangeran tampannya namun setelah melihat barang-barang mewah yang ada di lemari Desmond pagi ini, dia langsung lupa dengan Peter.
Vivi mengerucutkan bibirnya, dia bahkan merasa tidak perlu repot - repot untuk membalas pesan SMS nya.
Setelah lewat sekitar satu jam, Nara bersandar kepada Reva dan tanpa sadar tertidur.
Sementara Reva, matanya juga tampak linglung seolah olah dia hendak tertidur juga.
Vivi menjadi bingung, dia segera mengirim pesan SMS kepada Desmond.
Saat Desmond menerima pesan SMS itu, dia segera pergi mencari gurunya.
Saat sang guru mendengarnya, dia langsung tertawa: "Itu benar!"
"Dalam serangga sihir berekor tujuh milik-ku ada kutu pemimpi yang bisa membuat orang tidak sadarkan diri. Dan saat itu terjadi maka orangnya akan mudah tertidur!" "Oke, sekarang kalian sudah bisa bergerak!"
Desmond sangat gembira. Dengan cepat dia melambaikan tangannya, "Anthony, laksanakan!"
Pukul sembilan malam, Axel dan Alina sedang menonton TV di dalam rumah ketika tiba-tiba sekelompok orang memanjat masuk melalui tembok di halaman rumah mereka. Sebelum mereka sempat untuk bereaksi, sekelompok orang ini sudah masuk ke dalam ruang tamu.
Ekspresi Axel langsung berubah: "Apa yang sedang kalian lakukan?"
"Disini villa Rose Garden, ada banyak satpam, kalian..."
Belum juga Axel sempat menyelesaikan ucapannya ketika salah satu mereka langsung menghampir dan menampar wajahnya. Axel langsung tutup mulut. Orang yang memimpin kelompok itu adalah Anthony. Dia melambaikan tangannya sambil memberi perintah. "Ikat mereka semua!"
Beberapa orang langsung bergegas untuk mengikat Axel dan Alina.
Vivi mendengar suara itu lalu bergegas keluar dari lantai atas. Sambil tersenyum dia berkata, "Ooh, kakak ketiga, kalian sudah tiba."
"Cepat, Reva dan Nara ada di kamar atas. Mereka berdua sudah lelap."
"Cepat bawa mereka pergi!"
Axel dan Alina tercengang saat mendengar kata-kata itu.
Dengan cemas Alina berkata, "Vivi, apa... apa yang kau lakukan?"
Vivi mendengus dengan dingin, “Menurutmu apa yang sedang aku lakukan?"
"Tante kedua, apa kau benar-benar mengira aku datang ke rumah-mu untuk membantumu memasak?"
"Sejujurnya, aku datang kesini untuk membubuhkan racun kepada kalian!"
"Hehh, bagaiman bisa ada orang yang sebodoh itu di dunia ini?"
Alina tertegun: "Vivi, ucapan bodoh macam apa yang kau katakan itu?"
"Aku ini tante keduamu dan dia adalah kakak sepupumu. Apa... apa yang akan kau lakukan?"
Vivi sangat marah: "Diam!"
"Tante kedua apanya? Kakak sepupu apa?"
“Hmm, apa kau tidak merasa malu dengan mengatakan hal seperti itu kepadaku?”
"Kalau bukan karena bantuan dari mamaku, keluarga kalian pasti sudah mati kelaparan sejak dulu."
"Sekarang keluarga kalian tinggal di villa dan membawa mobil mewah."
"Sedangkan kami? Kami tinggal di rumah yang bobrok itu dan bahkan tidak punya mobil. Kalian juga sama sekali tidak bilang mau membantu kami."
"Hubungan saudara macam apa yang masih ingin kau katakan kepadaku?"
Dengan terburu-buru Alina berkata, "Vivi, bagaimana kau bisa mengatakan hal seperti ini?"
"Bukannya kami juga sudah membantumu?"
"Proyek kerjasama papamu, Reva sudah membantu dia menegosiasikannya."
"Dan, aku... aku sudah mengatakannya berkali-kali kepadamu, apapun yang ingin kau lakukan, aku pasti akan membantumu..."
Dengan marah Axel berkata, "Tutup mulutmu, dasar idiot!"
"Apa kau masih tidak mengerti?"
"Tidak ada gunanya kau membantu dia. Kalau kau ingin membuat dia senang dan merasa puas, kau harus
memberikan semua yang ada pada keluarga kita kepadanya!"
"Kalau tidak, apapun yang kau lakukan itu tidak akan ada gunanya!"
Alina tertegun. Apa - apaan ini?
Saat ini, Vivi tersenyum: "Aduhh, ternyata paman kedua lebih memahami aku."
"Tetapi, meskipun sekarang kalian memberikan aku segalanya juga sudah tidak ada gunanya."
"Biar aku beritahukan kepada kalian yang sebenarnya, sekarang aku adalah istri dari kepala keluarga Permana.”
"Keluarga Permana, kalian tahu tidak? Keluarga Permana yang berada diantara sepuluh keluarga terpandang!"
"Mulai sekarang, aku adalah nyonya besar dari keluarga Permana. Apa kalian pikir aku butuh dengan apa yang kalian miliki di dalam keluarga Shu-mu ini?"
If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report