Bab 69 Menyebut Theo Plester karena Suka Menempel Padanya
Kayla meliriknya dengan kaget. “Kita akan segera berceral, apa mungkin aku menyuruh calon mantan suamiku membayar belanjaanku? Apa aku gila?”
Apalagi Theo adalah pebisnis licik. Dia tidak mungkin bersedia dijadikan tameng begitu saja, sekalipun bersedia, dia pasti akan menindas Kayla.
Utang 600 miliar sudah cukup besar, Kayla tidak ingin menambah jumlah utangnya lagi.
Sembari berbicara, Theo mengendarai mobil meninggalkan tempat parkir. Dia mengisap rokok, lalu melirik ke arah Kayla sambil tersenyum sinis. “Nggak meminta bantuanku, tapi meminta bantuan Davin?”
Kayla menarik napas dalam–dalam, dia tahu bahwa Theo akan mempermasalahkan hal ini.
“Theo, sejak awal pernikahan kita hanyalah sebuah kesepakatan, kesepakatan untuk berpura–pural harmonis di depan umum. Kita nggak boleh mengurusi urusan pribadi satu sama lain dan akan berpisah setelah kontrak berakhir.”
“Jadi?”
“Jadi….” Kayla menunduk, lalu suatu senyum nakal dan sombong muncul di wajah cantiknya. Dia segera menahan diri dan mengubah ekspresinya. “Meminta bantuan dari orang lain adalah hakku, nggak ada hubungannya denganmu. Saat kamu pergi menjadi penjilat, aku juga nggak menghalangimu.
Entah kata mana yang memicu amarah Theo. Theo tiba–tiba menatap Kayla dengan galak, dia seolah- olah ingin menghabisi Kayla. Mungkin karena kata “penjilat ini menghina martabat dan harga dirinya.
“Berarti kamu bersedia memperkenalkan Viola dengan Davin karena ingin menyanjungnya?”
Ketika membicarakan soal Viola, jawaban Kayla masih sama. “Dia nggak pantas untuk Davin.”
“Dia nggak pantas atau kamu nggak rela?”
Sembari berbicara, Theo tiba–tiba menginjak pedal rem.
Theo menoleh ke arah Kayla, lalu suatu senyum sinis muncul di sudut bibirnya. Sepertinya dia teringat akan masa lalu, dia bertanya sambil tersenyum dingin, “Kalau bukan karena jam tangan itu membuatmu mengira aku adalah Davin, kamu nggak akan naik ke ranjangku, “kan?”
Kali ini, Kayla tidak menghindari tatapan Theo. Dia menatap Theo sambil menjawab, “Ya.”
Saat itu, dia tidak akrab dengan Theo. Mereka hanya mengetahui satu sama lain melalui Davin. Dengan hubungan yang begitu asing, tidak peduli betapa terpuruk dirinya, dia tidak mungkin meminta bantuan dari Theo, apalagi tidur dengan Theo!
Selain itu, bagaimana mungkin dia bisa menaklukkan pria berkelas seperti Theo dengan mudah?
+15 BONUS
Malam itu, dia mendapati kabar bahwa Davin sedang minum di bar dan ingin menanyakan pendapat Davin soal pernikahan kohtrak. Meskipun mereka baru saja membahas hal tersebut di pagi hari, dia sudah tidak sabar.
Para penagih utang yang kejam itu bisa menculiknya kapan saja dan menjualnya ke luar negeri untuk memperoleh uang.
Jadi, Kayla meminta bantuan bartender untuk membawakan segelas anggur kepada Davin, lalu membawa Davin ke ruangan yang dia pesan
Bagaimanapun, itu adalah pertama kalinya. Jadi, dia harus minum alkohol untuk mengumpulkan keberanian, tetapi sebelum targetnya tiba, dia sudah mabuk.
Kemudian, seseorang memapahnya dan dia melihat jam tangan yang dipakai orang itu sama dengan
milik Davin.
Jam tangan itu dibuat secara khusus dan hanya ada satu di dunia sehingga terjadilah hal selanjutnya.
“Saat itu, jelas–jelas aku sudah menolakmu, kenapa kamu masih….
Setelah dia mengenali Theo, dia langsung mengatakan bahwa dirinya salah mengenal orang, tetapi Theo ….
Kalau Theo tidak memaksanya, hal selanjutnya tidak akan terjadi dan dia tidak akan menikah dengan Theo
Dia menatap Theo dengan galak, pria ini sungguh jahat!
Namun, Theo sengaja bertanya dengan nada main–main, “Kenapa apanya? Kenapa menidurimu? Kayla,
sepertinya kamu nggak memahami pria. Bagaimana mungkin pria menolak wanita yang ada di
hadapannya?”
“Theo, kamu….”
“Meskipun saat itu aku nggak tertarik padamu, kamu berhasil membangkitkan hasratku dengan memanggil nama pria lain di hadapanku.”
Setelah berkata demikian, Theo tiba–tiba mencondongkan tubuhnya ke depan dan mencium Kayla
dengan kuat.
Ciuman ini sangat ganas dan kasar. Dia memegang bagian belakang kepala Kayla dengan kuat agar Kayla tidak dapat menghindar. Dia seolah–olah hendak menelan Kayla hidup–hidup!
Kayla tidak menyangka Theo akan tiba–tiba menciumnya. Dia tertegun selama beberapa detik sebelum mencoba untuk melepaskan diri.
Karena Theo baru saja merokok, napasnya dipenuhi dengan bau tembakau hingga membuat Kayla ingin batuk, tetapi tidak bisa bersuara.
+15 BONUS
Penolakannya membuat Theo ingin menclumnya lebih ganas lagi. Kayla mengangkat matanya dengan panik dan terlihat hasrat Seksual yang melimpah di mata pria itu
Mobil yang mereka tumpangi seolah–olah masuk ke dalam lautan api hingga membuat tubuh mereka menjadi sangat panas.
Kayla langsung membuka mulutnya untuk menggigit Theol
*CK….”
Theo tiba–tiba berhenti dan melepaskannya.
Theo mengangkat punggung tangannya untuk mengusap luka gigitan di bibir bawahnya. Gerakannya
sangat seksi dan menggoda.
Luka yang digosok memerah dan terlihat bekas darah.
Sedangkan Kayla yang duduk di hadapan Theo pun menyeka bibirnya dengan tisu. Dia seolah–olah sangat jijik dengan ciuman yang datang secara tiba–tiba itu.
Keduanya tidak pernah melakukan hubungan suami istri sejak menikah. Saat ini, perilaku Theo
membuatnya merasa sangat konyol!
“Theo, kenapa kamu seperti plester yang terus menempel padaku?”
“Plester? Menempel padamu?”
“Ya sudah kalau kamu terus mengulur waktu bercerai, tapi kamu juga menggangguku di jam kerja. Apa
lagi kalau bukan plester?”
“Kamu gila atau sedang bermimpi? Beraninya memikirkan hal konyol seperti ini.” Theo mendengus dingin sambil menjilat bibir bawahnya. “Bagaimanapun, kamu adalah istri yang kubeli dengan harga 600 miliar, apa aku nggak boleh menggunakanmu?”
Enam ratus miliar ini sudah dibulatkan, sebenarnya utang Keluarga Sandio melebihi nominal ini.
“Karena ini adalah kesepakatan, seharusnya kamu menunjukkan keunggulan yang nggak dimiliki orang lain. Kalau nggak, uang ini lebih baik dimakan anjing.”
Kayla tahu bahwa Theo bukanlah tipe orang yang suka menyaring ucapan, justru aneh kalau Theo mengucapkan kata–kata halus!
Memang benar, detik berikutnya Theo berkata dengan lantang, “Contohnya, bagaimana caramu
menyenangkanku.”
Napas Kayla menjadi agak berat karena marah.
Dia mengalihkan pandangannya…. Kayla sama sekali tidak bereaksi ketika mendengar ucapan Theo.
+15 BONUS
Tidak peduli apakah Theo yang tidak mampu atau dia yang tidak sanggup membangkitkan hasrat Theo, Theo hanya ingin menghinanya.
Kayla lebih yakin dengan opsi kedua. Bagaimanapun, ketika di rumah tua, dia melihat kemampuan Theo secara langsung dan merasakan sesuatu yang menempel ke punggungnya.
Tentu saja, saat itu Theo mungkin terpengaruh oleh obat.
Saat ini, dia mengangkat alisnya sambil berkata dengan lantang, “Lebih baik menyenangkan anjing daripada menyenangkanmu. Setidaknya anjing akan bersenandung saat merasa nyaman.”
Dalam sekejap, mata Theo menjadi sangat suram. Dia menatap Kayla sambil tersenyum sinis. “Karena kamu begitu menyukai anjing, bagaimana kalau aku mencarikanmu anjing, lalu buat ia bersenandung di hadapanku, oke?”
COIN BUNDLE: get more free bonus
If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report