Bab 82 Pakai Pakainmü dan Pergi
Mereka sepakat untuk bertemu pada jam makan, jadi mereka bertemu di sebuah restoran kelas atas. Begitu turun dari taksi, Kayla sudah melihat Davin menunggunya di luar restoran.
Davin langsung mengambil kotak peralatan dari tangan Kayla. “Bagaimana? Apa kamu terbiasa tinggal.
di sana?”
“Ya, lumayan terbiasa.”
Davin membawanya masuk sambil berkata dengan terbata–bata, “Oh ya, kakekku… suka keramaian, jadi nanti jangan keberatan, ya.”
Kayla kebingungan. Sesampai di ruang pribadi, dia baru memahami maksud Davin.
Awalnya, dia mengira hanya ada Harris seorang, ternyata ada banyak orang di dalam.
Davin berdeham. “Mereka adalah teman kakekku. Kebetulan tadi sore mereka pergi bermain bola dan mereka juga tertarik pada barang antik, jadi mereka ikut datang. Kalau kamu keberatan
Sepertinya Davin juga baru tahu ada begitu banyak orang, tetapi Kayla menggelengkan kepalanya sambil berkata, “Nggak apa–apa, mengidentifikasi barang antik bukan profesi utamaku, hasilnya mungkin akan salah.”
Walaupun demikian, kemungkinan ini sangat kecil. Meskipun dia bukan lulusan ahli identifikasi barang antik, kakek dan ibunya ahli dalam bidang tersebut, Kayla sudah mempelajari semua ilmu mereka.
Melihat Kayla datang, Harris langsung melambaikan tangan padanya. “Nak Kayla, sini duduk di
sampingku.”
Dulu, saat keluarga mereka masih mempunyai hubungan bisnis, Harris juga memanggilnya seperti ini. Bisa dibilang ini hanyalah panggilan sayang orang tua pada generasi muda. Kini, hubungan kedua keluarga sudah meregang dan Keluarga Sandio… bukanlah keluarga yang terhormat lagi.
Kayla berjalan mendekat. “Kakek Harris.”
Harris mengangguk sambil tersenyum. “Makin cantik saja kamu. Dengar–dengar, Davin bilang kamu bekerja di Studio Yunox? Selain itu, kamu juga adalah ahli restorasi yang hebat?”
Saat ini, Kayla masih tidak ingin mengungkapkan identitasnya, jadi dia hanya berkata sambil tersenyum. “Dia terlalu menghargaiku, aku hanyalah seorang asisten.”
“Nggak usah sungkan dengan Kakek Harris. Bisa bekerja di Studio Yunox saja sudah sangat hebat. apalagi kamu masih begitu muda. Bekerjalah dengan tekun agar bisa mengambil alih jabatan Pak Hardy.
Orang–orang di samping yang mendengarkan percakapan mereka pun tertarik. “Harris, apakah kami akan segera mendapatkan kabar baik dari Davin?”
Davin menjemput gadis cantik ini secara pribadi. Kabarnya, Kayla memang datang untuk
mengidentifikasi barang antik, tapi bagaimana mungkin seorang gadis kecil seperti Kayla pandal mengidentifikasi barang antik. Dengan koneksi Keluarga Warly, dia pasti akan mendatangkan orang yang ahli dalam mengidentifikasi barang antik.
Jadi, semua orang otomatis berpikir bahwa Davin hanya menggunakan alasan ini untuk memperkenalkan pacarnya kepada Harris.
Mendengar ucapan ini, Harris yang sedang tersenyum ramah pun tertegun. “Jangan asal ngomong.
Kayla sudah menikah.”
Keluarga Warly mengetahui pernikahan Kayla dan Theo. Meskipun mereka tidak mengadakan resepsi,
hubungan kedua keluarga sangat dekat dan mereka selalu bertemu di acara tahun baru.
Melihat Harris sangat serius dan tidak tampak seperti sedang bercanda, mereka pun tidak lanjut
membahas hal ini.
Benda yang dibeli Harris adalah sebuah cangkir porselen putih dari Dinasti Albra. Kayla pernah melihat
benda ini di museum. Milik Harris ini tidak sebagus yang dipajang di museum, tetapi cukup terawat.
Kayla membuka kotak peralatan, lalu mengeluarkan sesuatu dari dalamnya. Kemudian, dia mengamati
cangkir di tangannya dengan teliti.
Proses ini memakan waktu yang cukup lama. Ketika makanan sudah disajikan, dia masih mengamati
cangkir itu.
Davin berkata, “Kayla, ayo makan dulu. Mengidentifikasi barang antik nggak boleh terburu–buru.”
Kayla meletakkan benda yang dia pegang dengan hati–hati, lalu memasukkan cangkir itu ke dalam kotak
hadiah. “Oke.”
Karena Kayla masih begitu muda, orang–orang tidak terlalu berharap padanya. Mereka hanya bersikap sungkan kepadanya karena menghargai Harris. Pada saat ini, semua orang mengobrol sambil makan. Ketika mereka tidak memperhatikan Kayla, Davin pun bertanya dengan suara rendah, “Sudah ada hasil?*
“Ya, berapa banyak uang yang Kakek Harris habiskan untuk membeli cangkir ini?”
Davin mengulurkan tangannya dan terlihat nominal yang mengejutkan.
—
Melihat Kayla termenung, Davin pun mengerti. “Palsu?”
“Nggak juga, campuran. Dilihat dari teksturnya, seharusnya ini dibuat pada akhir Dinasti Moira, jadi masih termasuk barang antik. Hanya saja nggak sepadan dengan harganya.”
Setelah mendengar jawaban Kayla, reaksi Harris tidak seperti yang dibayangkan Kayla. Melihat reaksinya yang tenang, Kayla hanya bisa menghela napas sambil berpikir, “Ya, orang kaya mah bebas!‘
+15 BONUS
Namun, ekspresi orang–orang di samping berubah drastis.
Setelah acara makan–makan, Kayla tidak membiarkan Davin mengantarnya pulang. Dia naik taksi.
Davin menoleh ke arah Harris sambil bertanya, “Kakek, biar kuantar pulang?”
Saat ini, tidak ada orang lain di luar restoran. Ekspresi Harris yang tadinya tenang berubah drastis. Dia
menatap Davin dengan galak. “Siapa yang menyuruhmu mencari orang untuk mengidentifikasinya? Dasar cucu durhaka. Kamu nggak senang melihatku bahagia, “kan? Sengaja mencari orang untuk membongkar fakta. Pergi sana, kalau kamu mengantarku pulang, mungkin aku sudah mati kesal
sebelum sampai rumah.”
Setelah berkata demikian, Harris memegang dadanya sambil mengembuskan napas panjang.
Davin tercengang.
Setengah jam kemudian, Kayla sampai di rumah. Setelah membuka pintu, dia langsung melepas pakaiannya dan hendak mandi. Namun, sebelum dia membuka kancing bajunya, terdengar suara dari
dalam kamar.
Maling?
Dia berjalan dengan tenang dan ketika melewati ruang tamu, dia mengambil suatu benda untuk
melindungi diri.
Terdengar suara “klik” dan pintu kamar terbuka.
Theo berdiri di belakang pintu, dia menatap Kayla yang sedang memegang sesuatu sambil berkata, ”
Kenapa? Masih ingin mengulangi adegan kemarin?”
Kayla tertegun. Setelah tersadar, dia pun mengatupkan giginya sambil berteriak, “Theo, kamu….”
Karena baru mandi, rambut Theo masih basah dan air mengalir di sepanjang garis wajahnya. Dia tidak mengenakan baju, hanya menggunakan handuk kecil di pinggangnya, bahkan sebagian besar pahanyal
pun tidak tertutup.
Dia memakai handuk Kayla!
Kayla adalah orang yang praktis. Jadi, dia menggunakan handuk badan untuk menyeka wajahnya, tetapi sekarang handuk itu melingkar di pinggang Theo. Membayangkan adegan itu….
Kayla emosi!
“Theo, siapa yang mengizinkanmu menyentuh barangku? Cepat lepaskan!”
Theo memandang Kayla, lalu meletakkan tangannya di atas handuk sambil bertanya dengan nada main- main, “Kamu benar–benar ingin aku melepaskannya?”
Kayla terdiam.
344
+15 BONUS
Melihat ekspresi nakalnya, dia pasti tidak memakai pakaian dalam!
Sebelum dia bertindak, Kayla buru–buru menghentikan. “Nggak usah, cepat pakai pakaianmu dan pergi. dari rumahku. Oh ya, bawa pergi handuk ini juga!”
Senyuman di wajah Theo perlahan–lahan menghilang dan diselimuti oleh kabut gelap. Tatapannya menjadi sangat dingin. “Rumahmu?”
“Meskipun aku tahu kamu sedang berpikiran kotor, jangan gunakan pikiranmu itu untuk menghinaku dan sahabatmu.”
Kayla memutar bola matanya, lalu berjalan ke ruang tamu dan duduk di sofa. “Cepat, kuberikan waktu
lima menit.”
Kayla menyalakan TV, lalu mengupas jeruk sambil makan.
Lima menit kemudian, Theo keluar dari kamar. Dia mengenakan baju tidur dan rambutnya yang masih
basah tampak berantakan.
Suatu firasat buruk muncul di hati Kayla, dia kaget. “Apa maksudmu?”
Pakaian yang dikenakan Theo sangat pas badan. Begitu dilihat, Kayla langsung tahu bahwa Theo membawa pakaiannya datang kemari, Kayla tidak punya baju tidur pria di rumah ini.
Maksudnya … dia mau tinggal di sini?
+15 BONUS
If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.
Report