Ruang Untukmu
Bad 696

Bad 696

Bab 696

Saat tadi Arya dan Salsa memanjat tembok, pakaian mereka sudah tampak kotor.

“Ayo kita cari hotel yang terdekat dan mandi di sana.” Arya menoleh pada Salsa sambil menyarankan.Butuh sekitar satu jam lagi untuk kembali ke vila, tetapi dia tak dapat bertahan lebih lama lagi dalamperjalanan tanpa membersihkan diri terlebih dahulu.

Tanpa keberatan apa pun, dua puluh menit kemudian mereka sudah tiba di sebuah hotel bintang lima.Namun, Arya tidak bisa mendapatkan kamar VIP seperti yang dia harapkan karena semuanya sudahdipesan oleh pengunjung asing yang datang untuk acara pembukaan perusahaan besar di dekat Hotel.

Oleh karena itu, untuk saat ini hanya tersedia kamar kelas dua. Salsa tak pilih–pilih tentang pilihanmereka yang terbatas, tetapi dia khawatir kalau Arya tak akan senang dengan situasi itu.

“Kalau begitu berikan saya kamar kelas dua.” Tak punya pilihan lain, Arya hanya bisa menerimanya.

Saat memeriksa mereka dan membagikan kartu kunci, resepsionis itu mencuri pandang ke arahnya.Meskipun Arya sedang basah kuyup, resepsionis itu tetap menganggapnya cukup tampan meskipundalam keadaan seperti itu.

Setelah memesan kamar, mereka pun memasuki lift.

Ketika melihat bayangan dirinya di cermin, Salsa segera menyilangkan tangan di depan dadanya. YaTuhan! Dia terkejut melihat kaos putihnya sudah basah kuyup di tubuhnya, yang memperlihatkan lekuktubuhnya kepada semua orang.

Setelah memasuki ruangan, dia bisa melihat bahwa kamar kelas dua hanya dilengkapi dengan sebuahkamar mandi. Karena itu, Salsa menyarankan, “Pak Arya, kamu boleh duluan. Saya mungkin perluwaktu lama untuk mencuci rambut.”

Arya tidak terganggu oleh fakta bahwa dia harus menunggu dan sebaliknya, dia malah menawarkandengan sopan. “Wanita yang lebih dulu.”

Tersentuh oleh kemurahan hatinya, Salsa pun menerima sarannya dengan ramah. “Baiklah, kalaubegitu saya tak akan berlama–lama.”

Setelah itu, Salsa masuk ke dalam kamar mandi dan mandi untuk membersihkan dirinya secaramenyeluruh dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Kenyataan segera menghantam dan mengejutkannya begitu dia selesai mandi. Salsa mulai teringatkalau hanya ada handuk biasa yang disiapkan di dalam kamar mandi. Jika dia membutuhkan jubahmandi, dia harus mengambilnya dari lemari yang ada di luar kamar mandi,

Karena tak punya pilihan lain, Salsa melilitkan handuk ke tubuhnya dan mulai mengeringkanrambutnya. Rambutnya yang halus tampak jatuh ke punggungnya saat wanita itu memperhatikannya.

Selain itu, dia memiliki tinggi rata–rata seratus enam puluh lima sentimeter dan kulit putih yangbercahaya; kombinasi seperti itu membuat penampilan Salsa tampak sempurna. Sebelum keluar darikamar mandi, dia menarik napas dalam–dalam dan berharap kalau Arya sudah meninggalkan kamaragar tidak melihat keadaannya saat ini.

Begitu Salsa membuka pintu, hal pertama yang dilihatnya adalah sosok Arya yang sedangmenunggunya di sofa dengan bertelanjang dada. Saat ini pria itu hanya mengenakan celana sajasehingga tulang pinggulnya dapat terlihat saat dia duduk dengan santai di sofa.

“S–saya sudah selesai. Sekarang giliranmu untuk mandi.” Sambil menarik handuk ke dekat tubuhnya,Salsa berjalan keluar dari kamar mandi dan memberitahunya dengan nada yang lemah lembut.

Ketika Arya mendengar ucapan Salsa, dia mengangkat kepalanya dan menatap dengan tajam. Kilatanpun tampak melintas di matanya saat melihat sosok yang ada di hadapannya.

Selama ini Arya telah hidup dengan lancar tanpa hambatan atau pun halangan, jadi ini adalah pertamakalinya dia merasa terpesona saat wanita itu berdiri di hadapannya.

Tidak ada ketenangan dan kejernihan di matanya yang seperti biasanya. Sebaliknya, matanya tampakmebara seolah–olah bisa menghanguskan jiwanya.

Saat pria itu bangkit, tubuh tingginya Arya sudah menyelimuti Salsa seperti jaring. Salsa pun segeramendongak untuk mencegahnya melakukan tindakan yang tiba–tiba. Tepat ketika dia mengira kalaupria itu akan melakukan sesuatu ketika dia berjalan ke arah Salsa tanpa baju, komentarnya pu dapatterdengar di ruangan itu. “Lumayan juga, kamu memiliki lekuk tubuh yang indah.”

Setelah tertangkap basah oleh Arya, Salsa hanya terdiam dan tak bisa membalas komentarnya.Namun, tak perlu dikatakan lagi, wanita itu selalu sadar akan tubuhnya yang bugar dan yakin akan halitu.

Sebelum Salsa bisa mengingatkannya untuk membawa jubah mandi, Arya sudah memasuki kamarmandi dan menutup pintu.

Sambil menghela napas dengan bimbang, Salsa setengah berharap untuk melihat Arya hanyamenggunakan handuk di pinggangnya saat keluar nanti, meskipun itu bukanlah rencananya.

Kemudian Salsa mengambil jubah mandi dari lemari dan berganti pakaian. Hal itu merupakanpengalaman baru baginya untuk hanya mengenakan jubah mandi.

Dua puluh menit kemudian, Arya membuka pintu kamar mandi dan menampakkan dirinya. Air masihmenetes dari rambutnya dan dia sedang memakai handuk seperti yang diharapkan oleh Salsa.

Dari apa yang bisa Salsa lihat, Arya memiliki kulit yang cerah, tetapi itu tak berarti bahwa tubuhnyatidak bugar. Pria itu memiliki tubuh yang kencang dengan otot yang terlihat, yang merupakan bukti

bahwa dia menghabiskan banyak waktu untuk merawatnya.

“Pak Arya, apakah nanti kita akan pulang?” Salsa menunggunya dengan tenang sebelum bertanya.

“Saya sudah meminta pengawal untuk mengantarkan beberapa pakaian kepada kita. Dia sedangdalam perjalanan.” Arya menjawabnya sambil menggunakan handuk yang Salsa tinggalkan di tempattidur untuk mengeringkan rambutnya.

Karena luas di ruangan itu terbatas, mereka pun saling memandang dari jarak dekat.

Tiba–tiba, pikiran jahat sudah terlintas di benak Arya saat dia memperhatikan Salsa.

Salsa mungkin hanya mengenakan jubah mandi, kan?

Tip: You can use left, right keyboard keys to browse between chapters.Tap the middle of the screen to reveal Reading Options.

If you replace any errors (non-standard content, ads redirect, broken links, etc..), Please let us know so we can fix it as soon as possible.

Report